YLKI Riau: SPBU Diminta Tak Layani Jerigen

id ylki riau, spbu diminta, tak layani jerigen

Pekanbaru, 10/3 (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Provinsi Riau meminta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak melayani penjualan bahan bakar minyak (BBM) menggunakan jeringen yang dinilai menyalahi aturan.

"Dengan tegas kami mendesak Pertamina tidak menutup mata dengan aksi SPBBU yang masih melayani penjualan premium menggunakan jerigen," kata Direktur YLKI Riau, Sukardi Ali Zahar, di Pekanbaru, Kamis.

Menurutnya, aksi SPBU yang melayani penjualan kepada masyarakat yang membawa jeringen telah berlangsung lama dan seakan luput dari pantauan Pertamina selaku penyedia salah satu BBM bersubsidi.

Kondisi itu terjadi karena pihak pengelola SPBU ingin menjual sebanyak mungkin pasokan minyak bersubsidi yang mereka dapatkan, sehingga menguntungkan bagi para tengkulak yang sengaja mengumpulkan premium bersubsidi.

Apalagi dengan adanya rencana pembatasan penjualan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu, dan kemudian isu kenaikan harga energi bersubsidi menyusul tingginya harga minyak dunia sebelum kemudian isu itu diredakan pemerintah.

"Isu-isu itu semua membuat tengkulak melakukan aksi ambil untung, akibatnya mereka tidak segan-segan membeli premium bersubsidi menggunakan jerigen 30-40 liter karena SPBU tetap melayani," jelasnya.

Walhasil, lanjutnya, minyak yang disubsidi pemerintah untuk masyarakat itu tidak tepat sasaran karena Pertamina dinilai tidak perduli dengan kebijakan pengelola SPBU yang melakukan aksi ambil untung.

"Seperti kelangkaan yang terjadi dalam sepekan terakhir pada semua SPBU di Riau, tapi premium ada di tingkat pengecer pinggir jalan dengan harga mencapai Rp30.000 per liter," jelasnya.

Andri (27), salah seorang karyawan SPBU 24 jam di Jalan Soebrantas, Pekanbaru, mengaku, sejak terjadi kelangkaan premium di Riau, pihaknya tidak melayani sementara penjualan premium menggunakan jerigen.

"Untuk sementara ini, pembelian jerigen tidak dilayani dulu," katanya.