PHM berusaha tingkatkan cadangan gas dan kondensat melalui proyek Peciko 8A

id Berita hari ini,berita riau terkini, berita riau antara,PHM

PHM berusaha tingkatkan cadangan gas dan kondensat melalui proyek Peciko 8A

ilustrasi - Aktivitas pengeboran minyak di Rig lepas pantai (Antaranews)

Balik Pap-an (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berusaha memaksimalkan produksi migas dari sumur-sumur tua di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Satu diantaranya dengan memasang booster compressor dan penambahan deck (deck extension) di anjungan SWP-G di Lapangan Peciko di lepas pantai dengan nama Proyek Peciko 8A.

“Kami harapkan bisa menambah cadangan di Lapangan Peciko ini sebesar 7,3 miliar standar kaki kubik (billion standard cubic feet, BSCF) gas dan 34 ribu barel (kbbls) kondensat,” kata General Manager PHM John Anis, Rabu.

Proyek ini bernilai 15,3 juta dolar AS dan dikerjakan kontraktor PT Asta Rekayasa Unggul, kontraktor yang disebut Anis sebagai asli Kalimantan Timur. Seluruh pekerja juga warga Samboja, satu dari 3 kecamatan di mana WK Mahakam berada.

“Basic engineering sudah mulai dikerjakan sejak kuartal pertama 2018, dan pengerjaan proyek diharapkan selesai di kuartal ketiga 2020,” ujar Anis.

John Anis juga menggarisbawahi bahwa pengerjaan proyek dengan nilai yang cukup besar oleh kontraktor setempat merupakan bentuk kepercayaan PHM terhadap kemampuan perusahaan yang berada di sekitar wilayah operasi, sekaligus sebagai wujud nyata komitmen pemberdayaan masyarakat setempat.

Pemasangan booster compressor atau penguat tekanan itu juga sedang dikaji untuk dilakukan di lapangan lepas pantai lainnya, yaitu Sisi Nubi dan South Mahakam.

Lebih jauh John Anis juga mengatakan proyek brown field atau pengembangan dari fasilitas yang sudah ada ini adalah yang pertama di PHM. Karena itu keberhasilan proyek ini akan menjadi standar untuk pelaksanaan proyek brown field selanjutnya.

“PHM terus berupaya mengembangkan potensi-potensi yang masih ada di Wilayah Kerja Mahakam. Kami terus mengerahkan segala daya upaya dan terus mencari berbagai terobosan dan inovasi untuk menahan laju penurunan produksi alamiah, sambil tetap mengutamakan keselamatan, efisiensi, dan pengambilan risiko yang terukur,” katanya.

Pewarta : Novi Abdi