Dubai, UAE (Antaranews Riau/Reuters) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, arsitek perjanjian nuklir 2015 dengan negara besar di dunia, secara mengejutkan mengumumkan pengunduran diri melalui Instagram, Senin.
"Terima kasih atas kemurahan hati orang-orang tersayang dan pemberani Iran serta pemerintahnya selama 67 bulan terakhir. Dengan tulus saya meminta maaf atas ketidak-mampuan saya untuk terus melayani dan untuk semua kekurangan selama saya menjabat," tulisnya di laman Instagram jzarif_ir.
Tidak ada alasan terperinci yang diberikan Zarif mengenai keputusannya tersebut.
Zarif menjadi aktor utama dalam mencapai perjanjian di mana Iran sepakat untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi keuangan internasional.
Baca juga: Kejadian Langka, Menlu Iran Kunjungi Arab Saudi
Walhasil, dia pun diserang oleh kelompok garis keras anti-Negara Barat di Iran setelah Amerika Serikat mundur dari perjanjian tersebut pada Mei lalu dan kembali menjatuhkan sanksinya.
Juru bicara misi Iran untuk PBB, Alireza Miryousefi, membenarkan pengumuman pengunduran diri tersebut. Namun tidak ada respons langsung apakah Presiden Hassan Rouhani akan menerimanya.
Kantor Berita Iran, Tasnim, mengatakan "sejumlah sumber membenarkan pengunduran diri Zarif".
Zarif, yang dilahirkan pada 1960, pernah tinggal di Amerika Serikat sejak usia 17 tahun, saat menjadi mahasiswa di San Francisco dan Denver. Zarif memulai kariernya menjadi diplomat untuk PBB di New York, tempat ia menjabat sebagai duta besar Iran periode 2002-2007.
Kemudian Zarif ditunjuk menjadi menteri luar negeri pada Agustus 2013, setelah Presiden Rouhani meraih kursi kepresidenan dengan janji akan membuka Iran hingga ke dunia luar. Sejak bertanggung jawab atas pembicaraan nuklir Iran dengan negara kuat pada akhir 2013, Zarif beberapa kali dipanggil oleh anggota parlemen garis keras. Mereka meminta penjelasan Zarif soal perundingan tersebut.
Pada Februari 2014 Zarif sempat membuat kehebohan dengan komentar terbuka yang mengecam Holocaust. Akibatnya dia pun kembali dipanggil oleh parlemen. Penolakan Holocaust menjadi pokok pidato publik di Iran selama puluhan tahun.
Bahkan beberapa anggota parlemen pernah mengancam Zarif setelah kesepakatan nuklir ditandatangani. Otoritas tinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, secara hati-hati mendukung kesepakatan tersebut.
Baca juga: Menlu: Indonesia Negara Pertama Kunjungi Iran dan Saudi Untuk Mediasi
Baca juga: Kesepakatan Nuklir Iran Dipuji Para Ilmuwan Top AS
Berita Lainnya
Menlu Iran akan ke Suriah bahas serangan Israel di Jalur Gaza
08 April 2024 13:48 WIB
Menlu Iran: Serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman bisa tingkatkan ketegangan
16 January 2024 15:43 WIB
Menlu Iran Amir-Abdollahian bertemu pemimpin Hamas, Jihad Islam bahas Gaza
23 November 2023 13:33 WIB
Menlu Iran dan Saudi bahas pemulihan hubungan diplomatik kedua negara
27 March 2023 16:12 WIB
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif kunjungi Indonesia
19 April 2021 12:06 WIB
Bertemu Panglima TNI, Menlu RI Retno Marsudi bahas evakuasi ratusan WNI dari Iran
07 January 2020 16:54 WIB
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif: "Tim-B" haus perang
25 June 2019 10:06 WIB
Menlu: Indonesia Negara Pertama Kunjungi Iran dan Saudi Untuk Mediasi
12 January 2016 16:36 WIB