Korban Bentrokan Satpol-PP Kampar Masih Dirawat

id korban bentrokan, satpol-pp kampar, masih dirawat

Korban Bentrokan Satpol-PP Kampar Masih Dirawat

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dua pengunjuk rasa yang menjadi korban bentrokan dengan personel Satuan Polisi Pamong Praja Kampar, Provinsi Riau hingga kini masih dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat.

"Hingga siang ini dua rekan kita masih dirawat di RSUD Bangkinang akibat tindakan represif Satpol PP Kampar saat aksi kemarin," kata koordinator aksi Rian Adli kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Aksi unjuk rasa dilakukan ratusan tenaga kesehatan rumah tunggu kelahiran (RTK) Kabupaten Kampar, Senin kemarin (16/7).

Mereka tergabung dalam Aliansi Rakyat Riau bersatu yang terdiri dari Serikat PTK Kampar, Badan Eksekutif Mahasiswa Se Riau, Forum Mahasiswa Kampar, Gerakan Tani Nelayan Indonesia serta Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI).

Dalam aksinya yang mayoritas dilakukan kaum hawa itu, mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Kampar membayar honor yang menunggak sejak Januari 2018 lalu.

Aksi tersebut telah berlangsung selama sepekan lamanya. Sebelum bentrokan terjadi, mereka telah menduduki Kantor Bupati Kampar dengan memasang tenda dan posko kemanusiaan di kantor Bupati Kampar.

Insiden bentrokan pecah ketika pada Senin siang, massa berupaya masuk ke dalam gedung untuk menemui Bupati Kampar.

Massa yang terus berupaya memperjuangkan hak mereka dihadang oleh puluhan Satpol PP Kampar. Tidak hanya penghadangan, namun suasana semakin memanas ketika petugas mulai mengusir dan terlibat aksi dorong-dorongan.

Insiden itu sempat terekam kamera salah satu pengunjuk rasa. Saat ini video rekaman kericuhan itu viral di media sosial dan menuai beragam komentar.

Dari pantauan Antara melalui video rekaman itu, terlihat jelas beberapa oknum Satpol PP mendorong beberapa pengunjuk rasa. Beberapa diantaranya bahkan harus terjatuh.

Melihat aksi Satpol PP tersebut, pengunjuk rasa perempuan menangis histeris sambil mengecam aksi anarkis petugas. Terlihat beberapa orang pengunjuk rasa jatuh pingsan. Aparat kepolisian yang juga berada di lokasi mencoba meredam amarah Satpol PP dan massa unjuk rasa.

Akibatnya, dua orang pengunjuk rasa terdiri dari seorang wanita atas nama Fitriani Winarti dan seorang mahasiswa bernama David Davijjul yang turut serta dalam aksi itu mengalami luka-luka.

Rian yang merupakan sekretaris GPPI Kampar mengecam keras tindakan Satpol PP Kampar, yang saat itu langsung dikomandoi oleh Kasatpol PP Kampar, Hambali.

"Siang ini kami kembali menggelar aksi lanjutan. Selain memperjuangkan hak-hak rekan-rekan tenaga RTK, kami juga menuntut agar Kasatpol PP Kampar dicopot," ujarnya.

Rian menuturkan aksi hari ini jauh lebih besar dibanding kemarin. Hari ini banyak mahasiswa yang turut bergabung dalam aksi tersebut.

Ada tiga lokasi aksi yang dilakukan hari ini, yakni Kantor Bupati dan DPRD Kampar, serta terakhir di Mapolres Kampar. "Sekarang kita masih di DPRD Kampar. Setelahnya kami akan langsung menuju ke Mapolres Kampar untuk membuat laporan polisi," ujarnya.

Terpisah, Kepala Satpol PP Kampar, Hambali mengaku anggotanya terpancing emosi melihat massa aksi yang mencoba masuk dan menyegel kantor bupati Kampar.

"Korlapnya Ryan mau masuk dan menyegel kantor bupati membawa spanduk. Tentu tidak kami biarkan. Disitulah terjadi dorong-dorongan," kata Hambali.

Dia menuturkan sebelum insiden itu terjadi, pihaknya sama sekali tidak melarang. Namun, dia mengatakan jika saat mereka berusaha masuk ke kantor Bupati, seluruh pejabat tidak ada di lokasi.

"Memang saat mereka datang tidak ada pejabat yang ada di kantor. Pak Bupati sedang di Jakarta. Pejabat lainnya sedang ada kegiatan di luar," lanjutnya.

Dia juga mengklaim aksi anggotanya itu dilakukan setelah massa mulai anarkis dan melakukan pengrusakan. "Massa merusak pintu dan kaca pecah. Pengrusakan ini sudah saya laporkan ke Polres Kampar kemarin," kata Hambali.