Masuki 2018, Riau Diperkirakan Mengalami Inflasi 4,5 Persen

id masuki 2018, riau diperkirakan, mengalami inflasi, 45 persen

Masuki 2018, Riau Diperkirakan Mengalami Inflasi 4,5 Persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi Provinsi Riau pada 2018 berada pada kisaran 3,7 persen hingga maksimal 4,7 persen.

Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau Siti Astiyah dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Rabu, mengatakan untuk triwulan I-2018 inflasi diperkirakan akan mencapai 3,32 persen plus minus 0,5 persen dengan tendensi ke arah batas atas dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.

Angka perkiraan tersebut lebih rendah daripada realisasi inflasi triwulan I-2017, yang mencapai 3,72 persen.

"Menurunnya tekanan inflasi terutama bersumber dari komponen 'administered price' seiring dengan tidak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, elpiji tiga kilogram, dan listrik sebagaimana asumsi Rancangan APBN 2018," katanya.

Menurut dia, tekanan terhadap inflasi diperkirakan berasal dari kelompok bahan makanan yang berpotensi bergejolak (volatile food). Sebabnya, ketergantungan Riau dari pasokan luar daerah masih tinggi dan rawan terhadap gejolak harga.

"Di sisi lain, tekanan inflasi inti relatif stabil seiring dengan relatif stabilnya nilai rupiah dan terkendalinya ekspektasi konsumen," ujarnya.

Badan Pusat Statistik menyatakan selama Januari-Desember 2017 Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 4,20 persen, dengan andil paling besar adalah dari tarif listrik.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Selasa (2/1) menjelaskan komoditas yang memberikan andil inflasi di Riau selama 2017 adalah tarif listrik sebesar 1,13 persen.

Kemudian komoditas rokok kretek filter sebesar 0,38 persen, kontrak rumah sebesar 0,23 persen, biaya perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sebesar 0,21 persen, sewa rumah sebesar 0,19 persen, rokok putih dan tarif pulsa ponsel masing-masing sebesar 0,12 persen, dan lain sebagainya.

"Besarnya sumbangan atau andil inflasi selama tahun 2017 di Provinsi Riau menurut kelompok pengeluaran berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan andil

inflasi sebesar 1,89 persen," katanya.

Inflasi Riau lebih tinggi daripada inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,61 persen. Pada 2017 di Riau telah terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 128,05 pada Desember 2016, menjadi 133,43 pada Desember

2017.

Meski begitu, angka tersebut tidak jauh dari kajian Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau, yang memperkirakan inflasi hingga triwulan IV-2017 mencapai 4,19 persen. Selain itu, inflasi triwulan IV-2017 lebih rendah dibandingkan triwulan III-2017 yang mencapai 5,08 persen.

BPS menghitung inflasi Riau dengan menghitung indeks harga konsumen di tiga kota besar, yakni Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan. Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 4,85 persen, Kota Tembilahan inflasi sebesar 4,27 persen, dan Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 4,07 persen.

Ia mengatakan, pada Desember 2017 Riau mengalami inflasi 0,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 133,43. Dari tiga kota tersebut, semuanya mengalami inflasi, yakni Dumai 0,53 persen, Tembilahan 0,50 persen, dan Pekanbaru 0,48 persen.

Sementara itu, kelompok sandang pada Desember 2017 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen, atau terjadi penurunan indeks harga dari 114,70 pada November 2017 menjadi 114,69 pada Desember 2017.

Dari empat subkelompok dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami deflasi, yakni subkelompok sandang wanita sebesar 0,03 persen, dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,01 persen.

Selain itu, kelompok Kesehatan pada Desember 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, atau terjadi penurunan indeks harga dari 119,75 pada November 2017 menjadi 119,73 pada Desember

2017.

Dari empat subkelompok dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami deflasi yaitu subkelompok obat-obatan sebesar 0,13 persen, dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,02 persen.