Pemkab Siak Tingkatkan Pengawasan Dalam Distribusi Elpiji Melon

id pemkab siak tingkatkan pengawasan dalam distribusi elpiji melon

Pemkab Siak Tingkatkan Pengawasan Dalam Distribusi Elpiji Melon

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Siak bersama Pertamina Pemasaran Elpiji Regional Riau-Sumbar semakin memperketat pengawasan distribusi gas tiga kilogram di wilayah setempat agar tepat sasaran guna mengatasi kelangkaan.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Siak L. Budhi Yuwono memerintahkan jajaran pemerintah kecamatan dan kampung untuk segera berkoordinasi melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya bijak menggunakan elpiji bersubsidi.

"Selain itu perlunya langkah pengawasan ke sejumlah pengusaha non-mikro beromset Rp1 juta keatas dengan sosialisasi akan adanya penindakan bagi penyalahgunaan elpiji bersubsidi," kata dia, Rabu.

Disisi lain ia juga mendesak Pertamina untuk mempersiapkan kemasan elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg atau "bright gas" sebagai alternatif kebutuhan masyarakat.

"Distribusi elpiji ukuran 5,5 kg berdasarkan laporan juga belum tersebar merata, untuk itu saya minta pertamina juga memikirkan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar dia.

Sales Eksekutif Pendistribusian Elpiji PT Pertamina Pemasaran Regional Riau-Sumbar, Adi Bagus Haqqi mennjelaskan kelangkaan gas elpiji bersubsidi disebabkan oleh dua faktor.

Pertama, turunnya anggaran subsidi dalam APBN-P 2017, setelah sebelumnya sempat naik dari APBN 2016. Kedua berdasarkan pengamatan, alokasi gas melon tersebut dinilai masih belum tepat sasaran. Banyak disalahgunakan oleh pengusaha non-mikro misalnya yang bergerak dalam bisnis kuliner.

"Kelangkaan elpiji bersubsidi terjadi hampir merata di seluruh Indonesia pasca Idul Adha tahun ini. Kendala yang kita hadapi ialah berkurangnya penganggaran kuota gas elpiji subsidi pada APBN-P 2017," katanya.

Penganggaran kuota subsidi elpiji untuk Kabupaten Siak pada awalnya naik 1,96 persen pada Tahun 2017 ini, namun pada APBN-P berkurang sebesar 3,94 persen.

Lebih dari dua pekan terakhir Kabupaten Siak juga dilanda kelangkaan gas elpiji tiga kilogram, bahkan pangkalan atau agen mengalami kekosongan beberapa hari, sehingga menyebabkan antrian yang panjang ketika truk distribusi datang menyalurkan.

Masyarakat betah mengantri dengan sangat panjang satu harian di pangkalan saat gas melon ini datang. Ada juga di antaranya tidak berhasil membawa pulang lantaran sudah habis. Dan kembali melakukan hal serupa keesokannya.

Masih kata Adi, berkurangnya kuota besaran elpiji tiga kg untuk "kota istana" dari tahun 2016 lalu diluar dugaan pihak PT Pertamina, sebab pengusulan jumlah setiap tahunnya selalu naik secara berkala.

"Total kuota elpiji untuk Kabupaten Siak yang dianggarkan tahun ini sebesar 11.358 ton, namun hingga November konsumsi gas melon sudah mencapai angka 10.637 ton. Artinya hingga akhir tahun 2017 hanya bersisa 721 ton lagi," bebernya.

Berdasarkan data PT Pertamina Pemasaran Riau-Sumbar, rata-rata konsumsi masyarakat kabupaten Siak terhadap elpigi tiga kg pada periode September- November 2017 mencapai 1.000 ton perbulan. Padahal kuota yang hanya sebesar 721 ton.