Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 70 persen peternak di ibu kota Provinsi Riau tersebut memilih membudidayakan sapi Bali dibanding jenis sapi lainnya.
"Peternak kita 70 persen beternak sapi Bali dengan populasi lebih dari 2.000 ekor," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan alasan peternak "Kota Bertuah" itu membudidayakan sapi Bali adalah jenis sapi yang didomestifikasi di Pulau Dewata itu memiliki ukuran yang lebih besar.
Selain itu, sapi Bali juga mudah beradaptasi dengan lingkungan serta penggemukan berlangsung cepat dibandingkan dengan sapi lokal.
"Permintaan juga cukup tinggi dengan harga perekor Rp15 juta, dibanding sapi lokal Rp12 juta," tuturnya membandingkan keunggulan sapi tersebut.
Namun saat ini dia mengatakan peternak sapi Bali di Pekanbaru dihadapkan dengan virus Jembrana, yang khusus menyerang sapi jenis tersebut.
Dinas Pertanian dan Peternakan mencatat dalam tiga bulan terakhir atau sejak Desember 2016 sedikitnya 134 ekor sapi Bali mati akibat virus penyakit Jembrana.
"Ini merupakan kasus tertinggi terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir," tuturnya.
Menurut El, tingginya kasus penyebaran penyakit jembrana itu antara lain karena banyaknya sapi asal daerah lain yang terjangkit Jembrana, masuk ke Pekanbaru.
Dia mengatakan Dinas Pertanian dan Peternakan Pekanbaru sudah menerbitkan edaran pelarangan perdagangan sapi Bali baik ke dalam maupun ke luar daerah Pekanbaru guna mencegah meluasnya kasus kematian.
Larangan lewat edaran itu sudah disampaikan ke semua peternak di Pekanbaru baik mandiri maupun kelompok agar mereka waspada dengan menyebaran penyakit yang mematikan itu.
Ia mengindikasikan bahwa penularan jembrana ke Pekanbaru berasal dari daerah sekitarnya yang sudah terjangkit terlebih dahulu seperti Pelalawan atau Siak.
Sapi yang sudah terjangkit dijual ke peternak di Pekanbaru dengan harga murah hingga menggiurkan.
Virus jembrana itu, kata El, tidak ubahnya dengan penyakit HIV pada manusia karena sama-sama menyerang sistem kekebalan tubuh.
Sapi yang terserang virus jembrana akan mudah sakit dan gangguan pencernaan hingga mati.
"Untuk mencegah penyebaran virus agar tidak lebih luas lagi, kita sudah memberikan vaksin kepada sapi," tambahnya.
Selain itu juga dilakukan sosialisasi bagaimana merawat dan menghindarkan sapi dari penyakit, pembersihan kandang serta memberikan asupan nutrisi yang baik kepada hewan ternak.
Berita Lainnya
Plt Bupati Meranti minta target peternakan sapi BUMD terlaksana tahun ini
31 January 2024 16:28 WIB
Pemerintah Provinsi Riau dorong pengembangan peternakan sapi di Rokan Hilir
07 July 2023 18:06 WIB
Karyawan BRK Syariah potong lima sapi dan dua kambing kurban
02 July 2023 15:31 WIB
Idul Adha 1444 H, IKMR Bukit Batu sembelih delapan sapi
29 June 2023 12:17 WIB
Dinas Peternakan Riau pastikan daging ilegal yang digali dari TPA membahayakan kesehatan
01 June 2023 18:47 WIB
Prihatin kondisi hewan, pengadilan Brazil putuskan untuk larang ekspor sapi hidup
28 April 2023 10:53 WIB
Daging sapi di Meranti tembus Rp160.000 per kg
28 March 2023 16:02 WIB
Harga daging sapi Pekanbaru tembus Rp140 ribu jelang Ramadan
20 March 2023 5:56 WIB