Prihatin kondisi hewan, pengadilan Brazil putuskan untuk larang ekspor sapi hidup

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Brazil

Prihatin kondisi hewan, pengadilan Brazil putuskan untuk larang ekspor sapi hidup

Ribuan sapi mati terlihat di sisi kapal pengangkut ternak Haidar, berisi 5.000 an sapi, setelah terbalik di pelabuhan Vila de Conde di Bacarena, provinsi Para, Brazil. (REUTERS/Paulo Santos)

Sao Paulo (ANTARA) - Pengadilan Brazil pada Kamis melarang ekspor sapi dalam kondisi hidup dari seluruh pelabuhan di negara tersebut, yang merupakan sebuah keputusan yang disambut gembira kelompok penyayang binatang.

Keputusan yang masih bisa menghadapi banding tersebut disampaikan oleh hakim federal Djalma Gomes pada Selasa.

"Hewan itu bukan barang. Mereka juga mahkluk hidup, individu yang merasakan lapar, haus, sakit, kedinginan, penderitaan dan ketakutan," kata Gomes dalam keputusan tertulis.

Forum Nasional untuk Perlindungan dan Pertahanan Hewan, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Brazil, telah mengajukan gugatan ke pengadilan Sao Paulo, berisi tuntutan agar seluruh ekspor sapi hidup dilarang.

Kelompok penyayang binatang menyebut keputusan Gomes tersebut "bersejarah" karena memahami penderitaan yang dialami hewan, yakni kegiatan yang dinilai sama dengan perdagangan manusia pada masa perbudakan.

Menteri Pertanian Brazil Carlos Favaro mengatakan bahwa ia belum berbicara dengan pihak kejaksaan mengenai apakah pemerintah federal akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Menurut Favaro, perintah pengadilan harus dipatuhi, tetapi di lain pihak ia juga membela perdagangan ternak Brazil karena pembeli dari luar negeri tidak akan bersedia berinvestasi di bidang peternakan yang berpotensi kehilangan berat selama pengiriman.

Favaro mengatakan bahwa "akomodasi" bagi hewan selama perjalanan cukup memadai dan "mendukung" perkembangan ternak tersebut.

Minerva, perusahaan makanan Brazil dan pemasok sapi hidup terbesar di Amerika Selatan, belum berkomentar terkait keputusan pengadilan tersebut.

Sumber: Reuters