Kadinkes Riau: 2016, Kasus Kusta Tertinggi Berasal Dari Inhil

id kadinkes riau, 2016 kasus, kusta tertinggi, berasal dari inhil

Kadinkes Riau: 2016, Kasus Kusta Tertinggi Berasal Dari Inhil

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat kasus penderita penyakit kusta tertinggi pada periode Januari-September 2016 se-Provinsi Riau terjadi di Kabupaten Inderagiri Hilir.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril di Pekanbaru, Selasa mengatakan penyakit kusta di provinsi itu periode Januari-September 2016 sebesar 0,28 persen itu masih tergolong endemik rendah.

"Kendati masih low endemik, namun Dinas Kesehatan Provinsi Riau terus menggiatkan pengawasan, evaluasi dan data program kusta dan frambusia di Provinsi Riau guna memperkecil munculnya kasus baru," ucapnya.

Penyakit kusta disebabkan oleh mycobacterium leprae mudah terisolir atau menyebar melalui saluran lendir hidung, tanah, bahkan udara. Penularan pada seseorang mudah jika seseorang memiliki imunitas tubuh yang rendah.

Ia mengatakan itu, berdasarkan indikator program prevalensi rate (PR) 1 <10.000 penduduk, penderita peridoe Januari- September 2016 penduduk yang terjangkit tercatat 0,28 atau mengalami peningkatan sebesar 0,02 dibandingkan September 2015 yang tercatat 0,26.

Dinkes Riau juga mengintensifkan pengetahuan masyarakat dan tenaga medis tentang pengendalian kusta dan frambusia, mengetahui strategi dan kegiatan yang berhubungan dengan program pengendalian kusta dan frambusia.

Melalui kegiatan tersebut, katanya lagi, diharapkan agar menghasilkan data yang sama antara dinas kesehatan kabupaten dan kota dan Dinas Kesehatan Provinsi serta dukungan dari stake holder, sehingga penemuan kasus kusta maupun kasus baru dapat ditekan.

"Untuk kasus kusta terendah di Kabupaten Siak namun ini tetap diwaspadai agar tidak terjadi penularan pada penduduk lainnya," katanya.

Ia menjelaskan, penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan organ tubuh lainnya.

Penyakit ini, katanya, juga bisa menyebabkan kecacatan pada tubuh, dengan sumber penularannya sendiri sampai saat ini hanya manusia khususnya penderita kusta yang belum mendapatkan obat kusta.

Kusta yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Sistem saraf yang diserang bisa menyebabkan penderitanya mati rasa.

Kusta disebabkan oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita selama 2 hingga 10 tahun.

Meskipun dulu sempat menjadi penyakit yang ditakuti, saat ini kusta tergolong penyakit yang mudah diobati. Ironisnya, hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia masih dianggap sebagai kawasan endemik kusta oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Gejala kusta dan tanda kusta sukar diamati dan muncul sangat lambat. Beberapa di antaranya adalah mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit.

Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut. Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.

Hidung tersumbat atau terjadi mimisan. Muncul luka tapi tidak terasa sakit. Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar. Lemah otot atau kelumpuhan, hingga hilangnya jari-jemari.