Pekanbaru (Antarariau.com) - Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BPRS) mulai ramai kembali, semenjak Pemerintah Kota Pekanbaru merelokasikan aktifitas bongkar muat kebutuhan pokok dari Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Arengka ke terminal tersebut.
Berdasarkan pengamatan di Terminal BPRS, Senin (17/10), terliaht banyak kendaraan yang masuk ke terminal dan mengambil tiket jalan. Kondisi ini sangat bertolak belakangan dengan suasana terminal sebelumnya yang sangat sepi seakan "mati suri".
Para pengangkut bahan pokok atau transpoter mulai melakukan aktivitas bongkar muat di terminal sejak Jumat (14/10) lalu. Selain itu, juga terlihat banyakknya kendaraan angkutan umum yang lalu-lalang masuk terminal untuk melayani rute AKAP (Antar Kota Antarprovini) dan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi).
"Untuk pagi hingga siang ini baru 52 surat jalan, kalau udah sore bisa lebih dari 200 surat yang diambil oleh para sopir," jelas seorang staf Dishub Pemkot Pekabaru bagian Retribusi tiket, Ramen.
Ramen menegaskan, dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru mewajibkan setiap supir angkutan umum baik AKAP dan AKPD, untuk masuk ke terminal untuk mengambil surat jalan. Jika tidak, maka mobil tersebut akan diberikan sanksi berupa surat tilang.
Sementara itu, untuk menurunkan penumpang tergantung dari supir dan keinginan penumpang apabila ingin turun di luar terminal. Mayoritas penumpang yang turun Termina BPBRS adalah penumpang bus AKAP dari Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Menurut Ramen, sepinya terminal selama ini juga disebabkan karena penumpang enggan masuk ke fasilitas tersebut. Hal ini membuat supir akhirnya tidak mau mangkal di BPRS dan memilih menggunakan terminal "bayangan" atau tidak resmi, yang ada di tepi Jalan HR Soebrantas.
"Jika adanya kerja sama yang baik antara penumpang dan sopir yang mampu memanfaatkan fungsi terminal untuk prasarana transportasi jalan guna keperluan menaikkan dan menurukan penumpang, maka terminal BPRS akan Hidup dan banyak pedanang yang berjualan,"jelas Ramen.
Ia mengatakan Dishub Pekanbaru sudah berusaha mendengarkan setiap keluhan dari masyarakat terkait letak terminal yang jauh, dan sulit akses transportasi umum. Hal itu terbukti dengan rute Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang tiap menitnya lalu-lalang masuk Terminal BPRS.
Oleh Dewi Sartika, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau