Kabut Ganggu Aktifitas Penerbangan Bandara SSK II Pekanbaru

id kabut ganggu, aktifitas penerbangan, bandara ssk, ii pekanbaru

Kabut Ganggu Aktifitas Penerbangan Bandara SSK II Pekanbaru

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pengelola Bandara Intenasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II mengaku, kabut menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru sempat mengganggu aktifitas penerbangan pesawat udara baik pendaratan maupun lepas landas sekitar 20 menit.

"Terganggu sampai 20 menit dari waktu ditetapkan demi keamanan penerbangan. Tapi secara umum, cuaca masih bersahabat," ucap Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SSK II, Hasturman Yunus di Pekanbaru, Jumat.

Dia katakan, di sekitar wilayah bandara tersebut sempat dilanda cuaca tidak bersahabat terutama terjadi di pagi hari untuk hari ini, karena terbatasnya jarak pandang akibat kabut atau embun.

Seperti pada pukul 6.30 Wib sampai 7.00 Wib, katanya, jarak pandang cuma 300 meter atau berbahaya bagi keselamatan penerbangan. Tetapi, pukul 7.30 Wib sudah sentuh angka 1.000 meter.

Kondisi tersebut mengakibatkan dua maskapai terganggu untuk pesawat round atau menginap di apron atau area parkir untuk lepas landas yakni Lion Air dengan nomor penerbangan JT 393 pukul 6.30 Wib dan Garuda Indonesia GA 177 pukul 7.00 Wib.

Akibat embun, terdapat tiga operator penerbangan tergangu untuk melakukan aktifitas pendaratan dari Jakarta yakni Citilink QG 936 pukul 7.20 Wib, lalu Garuda Indonesia GA 170 jam 7.45 Wib dan Lion Air JT 388 pukul 7.55 Wib.

"Sekarang cuaca sudah normal dan aktifitas pesawat di bandara telah lancar," terangnya.

"Kabut sempat ganggu penerbangan ini, merupakan embun dengan kandungan butiran-butiran air. Bukan kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan," tegas Hasturman.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, fog atau kabut mengandung butiran air selimuti wilayah ibu kota Provinsi Riau yakni Pekanbaru, sehingga mengakibatkan jarak pandang menjadi terbatas cuma 300 meter.

"Pukul 7.00 (Wib) pagi ini, dilaporkan jarak pandang cuma 300 meter di Pekanbaru. Tetapi bukan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi.

Dia berujar, kabut tebal berwarna putih atau disebut juga embun karena mengandung butiran-butiran air yang lebih banyak dan proses terjadi pembentukan pada malam dan dini hari.

Fog ini berada sangat dekat permukaan tanah karena berkondensasi dan menjadi lebih mirip awan berwarna putih dengan kelembaban udara berada dibawah rata-rata atau mendukung.

"Jarak pandang memang jadi terbatas, tapi fog ini hanya bersifat sementara. Adanya sinar matahari akan sebabkan terjadi penguapan uap air, sehingga semakin siang, maka keadaan semakin terang dan membaik," katanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2016

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.