Bantuan Pemerintah Minim dan Tidak Transparan, Petani Kuansing Kecewa

id bantuan pemerintah, minim dan, tidak transparan, petani kuansing kecewa

Bantuan Pemerintah Minim dan Tidak Transparan, Petani Kuansing Kecewa

Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Petani di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau merasa kecewa minim bantuan dana yang diberikan oleh instansi pemerintah untuk kegiatan pertanian.

"Saya menerima uang hanya Rp120.000, sementara lahan seluas 16 x 130 meter," kata salah satu petani sawah Kuantan Singingi Ety (46) di Teluk Kuantan.

Ia mengatakan, infomasi yang didapatnya bahwa bantuan untuk pertanian pengolahan lahan sebesar Rp1,2 juta, sia dari yang diterimanya tidak jelas hingga membuat banyak warga juga kesal akibat tidak adanya transparansi tersebut.

Ety adalah petani di hamparan persawahan Desa Kinali Kecamatan Kuantan Mudik, bersama petani lainnya mengeluh, rendahnya anggaran itu membuat lahan miliknya tidak dapat dikelola dengan baik karena itu dirinya pesimis bisa meraih hasilyang maksimal.

"Saya minta instansi terkait turun meninjau langsung," sebutnya.

Menurut dia, sebaiknya instasni terkait memberikan kejelasan kepada masyarakat besarnya bantuan itu, jika diterima sedikit sisanya dikemakan uangnya agar tidak terjadi polemik ditengah petani, selain dikhawatirkan besaran bantuan setiap petani berbeda.

Petani di Teluk Kuantan Marno juga menyebutkan, biaya pengolahan lahan yang telah diterima petani dinilai tidak wajar, sebab petani hanya memperoleh biaya pengolahan lahan sangat minim dan tidak sesuai dengan semestinya, padahal biaya untuk pengolahan lahan diatas satu juta setiap hektar.

"Dana yang diterima juga dipotong untuk pembelian pupuk sebesar Rp40.000 sehingga diterima hanya Rp80.000," ujar dia.

Menurut dia, dana itu itu tidak mungkin cukup untuk pengolahan lahan, karena selama ini bisa menghabiskan anggaran mencapai Rp400.000, lahan yang dimiliki petani sangat produktif jika dikelola dengan baik dapat membantu swasembada beras di daerah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuantan Singingi Maisir menyebutkan, bantuan petani sebesar Rp1,2 juta dan termasuk untuk biaya pupuk serta pengolahan lahan.

"Untuk pupuk dianggarkan Rp800.000 dan biaya pengolahan Rp400.000," sebutnya.

Bantuan itu sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah, karena berharap hasil panen warga bisa lebih tinggi dan sebagai salah satu wujud menuju swasembada beras di daerah, sedangkan pupuk yang diterima petani yakni urea dan NPK.