Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pasangan calon bupati Syamsuar-Alfedri unggul dalam perolehan suara sementara Pilkada Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dengan perolehan sekitar 60,06 persen.
"Dari hasil hitungan saksi-saksi kami di setiap tempat pemungutan suara berdasarkan hasil dari formulir C1, pasangan Syamsuar-Alfedri hingga kini menghimpun 60,06 persen suara," kata Wakil Ketua Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) Kabupaten Siak, Ismail Amir, ketika dihubungi Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ada dua pasangan yang bersaing dalam Pilkada Siak, yakni Syamsuar-Alfedri dengan nomor urut 1. Calon petahana ini berhadapan dengan pasangan Suhartono-Syahrul yang mendapat nomor urut 2.
Ismail menjelaskan, KRB merupakan koalisi partai politik yang mengusung pasangan Syamsuar-Alfedri. Koalisi ini terdiri dari Partai Nasdem, PKS, Hanura, PKPI dan PAN.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Siak, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Siak 2015 sebanyak 281.104 orang. Para pemilih bisa menggunakan hak politiknya di 747 tempat pemungutan suara (TPS) di 14 kecamatan yang ada.
Ismail mengatakan, hingga pukul 17.00 WIB sudah terkumpul hasil pemungutan suara dari 480 TPS yang masuk ke tim KRB. "Total suara yang didapatkan nomor urut 1 sebanyak 108.840 suara atau 60,06 persen, sedangkan pasangan nomor urut 2 baru mendapatkan 39,94 persen suara," katanya.
Ia berharap hasil pengumpulan suara tidak akan jauh berubah untuk keunggulan pasangan Syamsuar-Alfedri karena hasil perhitungan yang masuk sudah lebih dari 50 persen dari TPS yang ada.
"Kemungkinan besar hasil akhir tidak akan jauh berubah," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Siak Aris Susanto mengatakan hingga kini belum ada laporan kecurangan pada pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Siak. Meski begitu, di daerah Tualang sempat terjadi salah faham karena ada seorang warga yang dituduh menjadi "joki" pada saat pemungutan suara.
"Ada seorang warga yang datang menyoblos tapi menggunakan undangan C6 milik orang lain. Setelah dimintai klarifikasi ternyata orang itu adalah warga setempat yang sudah terdaftar, namun belum dapat undangan dan akhirnya masalah ini sudah diselesaikan," katanya.
Ia mengatakan hingga malam sebelum hari pemungutan suara memang masih banyak surat undangan pemilih C6 yang belum didistribusikan kepada warga yang punya hak pilih. Karena itu, panitia pengawas menghimbau warga yang belum dapat undangan tetap datang dan menunjukan KTP.
"Orang itu akhirnya menggunakan hak suara dengan berbekal KTP, jadi hanya salah faham, tidak ada pelanggaran," kata Aris Susanto.
Berita Lainnya
LPEM UI prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,15 persen pada kuartal I 2024
04 May 2024 15:41 WIB
Studi sebut wanita 40 persen berisiko alami depresi saat memasuki perimenopause
04 May 2024 12:38 WIB
Kampar dan Pekanbaru berhasil turunkan stunting di bawah 10 persen
30 April 2024 22:57 WIB
Cetak generasi daerah, Pemkab anggarkan 20 persen untuk Pendidikan di APBD
29 April 2024 12:56 WIB
Kemarin, Suku bungan acuan atau BI-Rate jadi 6,25 persen hingga inflasi terjaga
25 April 2024 11:27 WIB
Pasien anak rawat inap akibat vape melonjak hingga 733 persen sejak 2020
23 April 2024 14:26 WIB
Ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5 persen meski ada konflik Iran-Israel
22 April 2024 14:32 WIB
Isian kamar hotel di Bukittinggi naik 100 persen
21 April 2024 17:46 WIB