Tembilahan, (Antarariau.com) - Pemkab Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang meneliti penyebab banyaknya hama jenis kumbang yang merusak perkebunan milik masyarakat di Dusun Sungai Bungus, Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuindra.
"Saat ini Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Kehutanan dan Dinas Perkebunan bersama instansi terkait lainnya telah membentuk tim untuk meneliti mengapa hama kumbang itu menyerang perkebunan masyarakat, benarkah karena disebabkan oleh aktivitas perusahaan PT Indogreen Jaya Abadi seperti yang dituding oleh masyarakat atau tidak," kata Kepala Bagian Humas Setdakab Inhil Ahmad Ramani kepada Antara di Tembilahan, Rabu.
Selain itu dia juga menjelaskan bahwa penelitian itu atau proses menyelidiki penyebab kumbang itu datang memerlukan waktu, tidak bisa langsung diputuskan saat itu juga.
"Saat ini Pemkab Inhil melalui BLH, Dinas Perkebunan, Kehutanan dan Badan Perizinan tengah berupaya mengatasi permasalahan ini dengan sebaik-baiknya," jelasnya.
Sebelumnya salah seorang petani kelapa Bahasyim (57) mengaku bahwa lahannya sebanyak 75 baris pohon kelapa yang biasanya mampu menghasilkan 15.000 butir kelapa, saat ini hanya tinggal 3.000 butir saja setiap kali panen.
Menurut Bahasyim sejak perusahaan ini beroperasi, lahan mereka mulai diserang hama kumbang dan monyet. Saat ini mereka hanya dapat menangisi melihat kerusakan pohon kelapa mereka.
"Banyak yang menangis di bawah pohon kelapa, dan masyarakat sudah resah dengan permasalahan ini," ucapnya.
Ketua RT Syaperi menjelaskan saat ini perkebunan kelapa milik masyarakat yang berada di Dusun Sungai Bungus dan Sungai Ular Dusun Sungai Batang yang habis diserang hama kumbang.
"Kami sudah sering menyampaikan keluhan ini kepada pihak perusahaan, tapi hanya dijanjikan saja, tanpa ada kejelasan sampai saat ini. Saya takut warga hilang kesabarannya," paparnya.
Petani berharap permasalahan ini dapat dengan segera ditindaklanjuti secara tegas oleh Pemkab Inhil, karena keberadaan perusahaan ini sudah menimbulkan kerugian kepada petani setempat.
"Tindakan perusahaan sudah menimbulkan kerugian dan meresahkan petani. Kami mengharapkan Pemkab Inhil dan pihak terkait lainnya dapat segera menangani permasalahan ini, jangan sampai hal ini menimbulkan konflik antara perusahaan dan petani di lapangan," katanya. (Adv)