Greenpeace Bantah Tudingan Lakukan Kampanye Hitam

id greenpeace bantah, tudingan lakukan, kampanye hitam

Greenpeace Bantah Tudingan Lakukan Kampanye Hitam



Pekanbaru, (Antarariau.com) - LSM internasional yang peduli di bidang lingkungan, Greenpeace membantah tudingan telah melakukan kampanye hitam di Indonesia.

Juru kampanye Media Greenpeace Indonesia, Hikmat Soeriatanuwijaya dalam rilis yang diterima Antara di Pekanbaru, Jumat, menyatakan tudingan-tudingan negatif dari berbagai pihak kepada Greenpeace, kerap kali muncul sesaat setelah Greenpeace mengeluarkan bukti-bukti perusakan lingkungan yang dilakukan oleh RAPP/APRIL melalui berbagai rilis, laporan penelitian atau dokumentasi foto/video.

Tudingan-tudingan yang muncul seperti Greenpeace melakukan kampanye hitam berkedok penyelamatan lingkungan untuk menghancurkan industri sawit, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan lainnya di Indonesia atas pesanan pihak asing.

Ia menyatakan, kampanye Greenpeace seolah-olah ditunggangi kepentingan-kepentingan asing yang tidak ingin Indonesia sejahtera atau karena persaingan dagang dan begitu juga dengan tudingan Greenpeace ingin menghancurkan ekonomi Indonesia, dan semacamnya.

"Tentu saja tudingan-tudingan ini tidak benar, selalu berupa kata-kata belaka tanpa disertai bukti, serta bisa jadi cara yang paling mudah dan cepat untuk membelokkan atau menghentikan isu bukti-bukti perusakan lingkungan yang dikeluarkan Greenpeace, yang akhir-akhir ini gencar menyoroti perusakan lingkungan yang dilakukan oleh APRIL/RAPP," ujarnya.

Ia menegaskan, kampanye Greenpeace adalah murni untuk kepentingan lingkungan, masyarakat dan masa depan anak cucu dan sangat jelas bahwa kampanye Greenpeace bukan anti industri, melainkan mendorong semua pihak untuk bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan Indonesia dari perusakan besar-besaran oknum-oknum tertentu.

Sehingga pemanfaatan sumber daya alam bisa berkesinambungan, bermanfaat untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, serta bermanfaat bagi kesejahteraan seluruh masyarakat tanpa harus melakukan eksploitasi dan perusakan lingkungan.

Ia minta perusahaan tidak ada niat serakah ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan merusak lingkungan. Menjalin kerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat serta organisasi petani kecil di sektor sawit.

"Kami sudah membuktikan secara nyata bahwa sumber daya alam bisa dikelola dan membawa keuntungan finansial besar bagi masyarakat, tanpa harus melakukan perusakan lingkungan seperti yang masih dilakukan oleh beberapa perusahaan besar, seperti APRIL/RAPP," ujarnya.

Ia juga menyatakan sangat jelas, tidak ada satu kepentingan politik, negara atau perusahaan mana pun di dunia ini yang bisa "menunggangi" atau memberi "pesanan" pada Greenpeace, karena sejak berdiri lebih dari 40 tahun lalu, Greenpeace tidak pernah mau menerima sepeser pun dana dari pemerintah, kekuatan politik atau perusahaan mana pun.

Hal itu dikatakannya demi menjaga independensi perjuangan pelestarian lingkungannya. Tulang punggung kampanye Greenpeace adalah para donatur perorangan yang sepakat dengan idealisme penyelamatan lingkungan Greenpeace, menyumbang rutin setiap bulannya.

Mengenai adanya tudingan Greenpeace kini "bermain mata" dengan perusahaan tertentu, ia menyatakan, Perusahaan mana pun, yang melakukan perusakan lingkungan besar-besaran dan signifikan, Greenpeace berkampanye mendesak mereka mengubah perilakunya.

"Ketika mereka ingin mengubah perilakunya, berkomitmen untuk pelestarian lingkungan, Greenpeace akan memberi dukungan dan suppor untuk memastikan komitmen itu terimplementasi di lapangan, tanpa perusahaan itu perlu memberi dana atau apa pun mengingat Greenpeace tidak pernah mau untuk menerima dana dari pemerintah, partai politik atau perusahaan mana pun," kata Hikmat.

Corporate Communication Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Trisia Megawati menegaskan, pihaknya senantiasa mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dalam mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) secara berkelanjutan di area konsesinya.

"Bahkan perusahaan telah melakukan lebih dari yang diwajibkan. Kami melakukan konservasi seluas 250.000 ha di dalam wilayah konsesi grup kami, serta melindungi 40.000 Ha area restorasi ekosistem dengan keberagaman hayatinya," ujar Trisia.