Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Pertamina (Persero) Perwakilan Pemasaran Riau-Sumbar, menyebut tidak terjadi migrasi pengguna gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram menjadi elpiji subsidi 3 kilogram tiga pekan setelah kenaikan elpiji nonsubsidi 12 kilogram sebesar Rp1.500 per kilogram.
"Dari pengguna gas elpiji 3 kilogram ke gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram, ini tidak kita tambahkan 3 kilogramnya, jadi secara otomatis untuk bermigrasi sangat sulit dilakukan," ujar Kepala Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau-Sumbar Ardyan Adhitia di Pekanbaru, Rabu.
Pihaknya telah mengunci pemakaian gas elpiji subsidi 3 kilogram di Riau sebesar 3 juta tabung per bulan atau sekitar 100 ribu tabung per hari dan konsumsi gas elpiji non subsidi 12 kilogram sebesar 210.000 tabung per bulan atau sekitar 7.000 tabung per hari.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga telah memberitahu ke tingkat agen dan pangkalan resmi di provinsi tersebut yang berjumlah sebanyak 65 agen gas elpiji subsidi 3 kilogram dengan sekitar 2.200 pangkalan resmi.
Sedangkan untuk agen gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram di Riau berjumlah sebanyak 18 agen dengan sekitar 100 sub agen sebelum pemberlakuan harga baru pada 10 September 2014 dan tidak terjadi migrasi besar-besaran menjelang kenaikan harga tersebut.
"Untuk bermigrasi, sangat sulit dilakukan karena tidak ada tabung yang beredar di masyarakat. Kita juga ingatkan ke agen dan pangkalan resmi di Riau, tidak boleh menjual tabung kerjanya kepada masyarakat atau pengguna elpiji 12 kilogram," katanya.
Rizal Harahap (37), warga Purwodadi, Kecamatan Tampan, Panam, Kota Pekanbaru, mengaku ia kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji subsidi 3 kilogram --menjadi bahan bakar dalam memasak berbagai kebutuhan yang dikonsumsi anggota keluarganya.
"Lebih dari tiga warung yang saya datangi di sekitar tempat tinggal. Saya tanyakan ketersediaan gas elpiji, tapi dijawab kosong. Walau akhirnya saya dapatkan, tapi dengan harga yang tinggi sebesar Rp17.000 per tabung elpiji 3 kilogram," katanya.
Erni (40), seorang pedagang pengecer di Jalan Dahlia, Kelurahan Delima, Panam, mengatakan dalam tiga hari secara berturut-turut pasokan gas elpiji subsidi tiga kilogram tidak masuk di warung tempatnya berjualan.
"Ada tiga hari gas elpiji subsidi tak masuk, kalau untuk elpiji 12 kilogram ada," katanya.
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara setelah menaikan harga elpiji nonsubsidi memperkirakan, potensi terjadinya migrasi dari penggunan elpiji nonsubsidi 12 kilogram beralih menggunakan elpiji subsidi 3 kilogram sangat kecil di Riau.
"Untuk migrasi, potensinya kecil karena berdasarkan kejadian kenaikan awal tahun lalu hanya 3 persen sampai 5 persen," ujar Senior Supervisor External Relation Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut, Fitri Erika.
Berita Lainnya
Pertamina dan perusahaan migas asal Italia Eni SpA teken kerja sama pengelolaan hulu migas
20 April 2024 10:24 WIB
Jamin stok BBM di Selatpanjang mencukupi, Pertamina minta masyarakat tidak panik
18 April 2024 16:44 WIB
Pertamina Patra Niaga catat peningkatan konsumsi BBM di Riau selama Lebaran 2024
18 April 2024 11:07 WIB
Pertamina pastikan ketersediaan BBM untuk keperluan arus balik Idul Fitri 2024
13 April 2024 15:47 WIB
Pertamina bebastugaskan pegawai viral yang ludahi perempuan
10 April 2024 11:04 WIB
Kilang Pertamina Plaju targetkan suplai BBM gasoline 78.000 kl sepanjang April 2024
09 April 2024 13:41 WIB
Pertamina tambah pasokan LPG 3 kg sebanyak 7 juta tabung untuk penuhi kebutuhan Ramadhan
09 April 2024 11:02 WIB
PHR berbagi berkah bersama 180 media Riau
06 April 2024 21:10 WIB