Pakar: Arkeologi Penyumbang Besar Dalam Pembangunan

id pakar arkeologi, penyumbang besar, dalam pembangunan

Pakar: Arkeologi Penyumbang Besar Dalam Pembangunan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pakar arkeologi, budaya, dan sejarah dunia Malaysia, Zuliskandar Ramli, mengatakan bahwa arkeologi, sejarah dan budaya merupakan penyumbang besar dalam berbagai bentuk kegiatan pembangunan sebuah negara.

"Sebab arkeologi, sejarah dan budaya memiliki ikatan kuat sehingga interpretasi terhadap ketiganya wajib dikaji secara luas. Dalam pembangunan maka sumbangan arkeologi, sejarah dan budaya antara lain dalam bentuk memberikan pemahaman kepada masyarakatnya terkait asal muasal manusia bahwa nenek moyang manusia adalah Adam dan Hawa yang diciptakan oleh Allah SWT," kata Zuliskandar, dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.

Zuliskandar Ramli, adalah salah satu keynote speaker dalam acara "7th international seminar on ecology, human habitat and environmental change in the malay world" itu, digelar Universitas Riau (UR) bekerjasama dengan Institute Alam

Tamadun Melayu, Universitas Kebangsaan Malaysia, pada 19-20 Agustus 2014, di Pekanbaru.Menurut Zuliskandar, arkeologi, sejarah dan budaya adalah seirama, karena arkeologi adalah juga sejarah sedangkan data yang digunakan utnuk merekonstruksi sejarah adalah warisan budaya.

Namun demikian, pendekatan multidispiplin melibatkan data arkeologi, data geologi, data DNA dan data etno-linguistik sangat diperlukan.

"Oleh karena itu melalui pendidikan arkeologi sejarah dan budaya, maka manusia akan bisa sadar bahwa mereka berasal dari satu keturuan dan kemudian terpecah pada warna kulit dan raut muka yang berbeda," katanya.

Sementara itu definisi arkeologi adalah kaedah untuk merekonstruksi kehidupan manusia lampau yang hidup ketika zaman prasejarah, proto sejarah dan sejarah dengan menggunakan data artefak, ekofak dan fetur melalui kajian sistematik dan saintifik.

Ia memandang memang, antara arkeologi, sejarah dan budaya memiliki ikatan kuat sehingga interpretasi terhadap ketiganya wajib dikaji secara luas dan tidak boleh sepenggal-sepenggal.

Sebagai contoh, katanya lagi, kajian multidisiplin menunjukkan alam Melayu itu tersebar luas dari Madagaskar di Barat ke Taiwan di Utara, ke Australia di Selatan dan ke Polinesia di Timur seperti orang India, Cina dan Melayu ada benuanya.

"Hasil penelitian arkeologi, sejarah dan budaya bisa dijadikan sumber objek pariwisata, antara lain seperti di Melaka," katanya dan menambahkan bahwa kendati Melaka tidak memiliki warisan prasejarah atau protosejarah, namun Melaka berjaya membangun puluhan museum seperti museum Baba dan Nyonya, Perahu Portugis dan lainnya disamping pembinaan

seni zaman Belanda, zaman British ditandai dengan terdapatnya pintu masuk warisan protugis A Famosa. Oleh karena itu, katanya dan menyarankan dalam berbagai kegiatan pembangunan pariwisata maka harus melibatkan masyarakat, pemerintah dan swasta.