Jakarta, (Antarariau.com) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi bergerak melemah 36 poin menjadi Rp11.543 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.507 per dolar AS.
"Adanya spekulasi atas kemungkinan kenaikan suku bunga AS membatasi kenaikan mata uang rupiah lebih lanjut," kata Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan bahwa potensi kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari ekspektasi masih cukup terbuka menyusul beberapa data ekonomi yang telah dipublikasikan sesuai dengan ekspektasi.
"Tingkat inflasi tahunan AS berada di level 1,2 persen di bulan Juni, dan itu sejalan dengan perkiraan," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, melemahnya mata uang rupiah juga dipicu dari faktor teknikal menyusul penguatan cukup signifikan mata uang domestik dalam beberapa hari terakhir ini akibat sentimen politik.
"Diperkirakan euforia politik di dalam negeri cenderung mereda," katanya.
Ia menambahkan bahwa setelah euforia mereda pelaku pasar akan mencermati kembali sentimen global dan fundamental ekonomi domestik.
Menurut dia, saat ini sentimen global masih mendukung penguatan dolar AS, konflik di Timur Tengah dan Ukraina masih membayangi pasar keuangan negara bekembang.
Berita Lainnya
Rupiah menguat ditopang data pertumbuhan ekonomi Indonesia
06 May 2024 15:57 WIB
Nilai tukar rupiah pada Senin pagi menguat jadi Rp15.985 per dolar AS
06 May 2024 9:53 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Nilai tukar rupiah pada Jumat pagi menguat jadi Rp16.077 per dolar AS
03 May 2024 10:13 WIB
Rupiah melemah terhadap dolar AS seiring sikap investor tunggu hasil pertemuan FOMC
30 April 2024 16:14 WIB
Nilai tukar rupiah merosot jelang FOMC AS
29 April 2024 16:28 WIB
Ekonom nilai keputusan kenaikan BI-Rate dukung stabilitas nilai tukar rupiah
26 April 2024 11:06 WIB
Nilai tukar rupiah Jumat pagi tergelincir 20 poin menjadi Rp16.208 per dolar AS
26 April 2024 9:43 WIB