Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Mega Febrianora, Sp.JP(K), FIHA, FAPSC, CRFC mengatakan perokok yang terlihat sehat masih berisiko terkena penyakit atau belum tentu aman dari penyakit.
Oleh sebab itu, Mega mengatakan kondisi fisik yang hanya terlihat dari luar tak bisa menjadi tolok ukur dan alasan untuk tetap merokok.
“Kadang kesadaran untuk skrining juga rendah sekali. Jadi kadang orang meninggal dikira sudah waktunya. Padahal siapa tahu dia punya penyakit tertentu misalnya jantung yang disebabkan oleh rokok,” kata Mega dalam diskusi daring yang digelar oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat.
Mega menegaskan tidak ada satu pun jurnal kesehatan yang menyebutkan bahwa rokok itu aman dan baik bagi tubuh.
Seorang perokok juga umumnya menjadikan orang tua sebagai alasan. Jika orang tua seperti ayah atau kakeknya merupakan perokok dan tampak sehat, maka para remaja pun merasa akan aman mengonsumsi rokok.
Mega menjelaskan tubuh seseorang mempunyai mekanisme kompensasi yang luar biasa. Sehingga apabila terserang penyakit, tubuh tidak akan langsung tumbang dan menyerah.
“Misalnya gejala orang punya penyakit jantung, itu bukan tiba-tiba meninggal. Tapi dia mudah lelah. Naik tangga 2 lantai capek. Itu tanda-tanda jantung lemah. Tapi ini sering diabaikan dan dirasa memang terjadi karena faktor usia,” kata Mega.
Mega melanjutkan seorang lansia yang sehat secara fisik juga memiliki kemungkinan untuk berjalan kaki sepanjang lima kilometer tanpa merasa lelah. Sayangnya, banyak masyarakat yang menormalisasi kondisi lemah pada lansia sehingga menilai bahwa orang tua yang merokok dan tampak baik-baik saja itu tak masalah.
Dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki kemungkinan menderita penyakit yang tak terlihat, Mega mengimbau kepada para remaja untuk tak lagi menormalisasi kebiasaan merokok baik menggunakan rokok konvensional maupun elektrik.
Sebab Mega memaparkan, apapun jenis rokoknya itu tetap berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan. Meskipun tak dirasakan secara langsung, namun efek dari merokok pasti akan di rasakan seiring berjalannya waktu.
Tak hanya membahayakan diri sendiri, pengguna rokok khususnya remaja juga perlu untuk meningkatkan kepedulian terhadap sekitar. Sebab meski merokok di tempat lain, namun zat-zat berbahaya dari rokok akan tetap menempel di pakaian dan mungkin terhirup oleh sekitar.
Baca juga: PT IKPP & PT Arara Abadi dan Tzu Chi turunkan 27 dokter saat baksos kesehatan
Baca juga: Dokter: Gaya hidup sehat bisa hindari wanita dari paparan virus HPV
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB