Kemitraan menjadi kunci melambungnya kesejahteraan petani sawit di Pelalawan

id pt SLS,astra agro,petani sawit pelalawan Oleh Bayu Agustari Adha

Kemitraan menjadi kunci melambungnya kesejahteraan petani sawit di Pelalawan

Hasil panen sawit di Riau. (ANTARA/Syafira Hasna)

perusahaan sama petani tu kaya pesawat terbang. Kalau perusahaannya terbang tinggi petaninya juga terbang tinggi,
Pelalawan (ANTARA) - Kemitraan menjadi kunci dalam mencapai tujuan bersama. Kemitraan tidak hanya masalah untung rugi, namun menjalin sebuah hubungan berkesinambungan yang saling membutuhkan satu sama lain.

Seperti yang dilakukan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sari Lembah Subur (SLS) di Kabupaten Pelalawan. Perusahaan Grups Astra Agro ini menjalin hubungan yang baik dengan mitra, baik berbadan hukum koperasi unit desa (KUD) maupun dengan agen pemasok tandan buah segar (TBS).

Kepala Kemitraan PT SLS, Lasturi menyampaikan pola yang dilakukan bersama KUD yang beranggotakan masyarakat sekitar itu tak hanya dalam hal penjualan TBS. Salah satunya pada program pemberian pupuk yang pembayarannya lewat potongan TBS. Jadi dipotong selama sekali tiga bulan atas nama koperasi.

"Kita juga undang untuk sosialisasi penggunaan pupuk dan sebagainya. Ada juga program pembinaan dan pendampingan contoh program replanting terus pembinaan untuk perawatan pemupukan. Agen dan pekebun pribadi juga kita bina. Kalau ada pencapaian juga kita berikan penghargaan," kata Lasturi belum lama ini.

KUD merupakan suatu badan organisasi yang di dalamnya ada pengurus. Pengurus ini mengkalkulasikan biaya operasional, gaji dan infrastruktur, kemudian hasilnya dibagi ke anggota.

Kerja sama perusahaan dengan KUD berprinsip saling membantu. Contohnya, koperasi punya uang untuk infrastruktur tapi tak punya alat berat. Perusahaan membantu memfasilitasi tapi untuk operator dan bahan bakarnya KUD yang menanggung.

"Jika sudah seperti itu, mereka terasa seperti dibantu, dikasih fasilitas. Apalagi kita di sini sudah terkenal timbangan jujur, tak ada permainan timbangan di manajemen SLS. KUD akhirnya kalau mau keluar ga jadi," ungkapnya.

Saat ini, ada 10 KUD bekerjasama dengan PT SLS yang sembilan di antaranya bekas pekebun plasma. Lokasinya ada di Desa Genduang, Rawangsari, SP1 Lembah Subur, SP2 Banjar Panjang, SP3 Beringin Makmur, SP4 Pematang Tinggi, SP7 Mayang Sari, Sari Mulya, Mulya subur padavl Kecamatan Kerumutan dan Pangkalan Lesung."Yang di Pangkalan Lesung itu Desa Genduang, Rawangsari, Mayangsari, Sari Mulya, dan Mulya subur," sebutnya.

Ketua salah satu KUD yang bermitra, Rahmad, mengatakan kerja sama dengan perusahaan mulai dari penjualan TBS, transportasi dan pupuk. Pihaknya juga mendapatkan program pelatihan terlebih pada saat replanting seperti sekarang ini.

KUD-nya beranggotakan 517 orang yang memiliki 517 kapling. Artinya, ada 1.034 hektare. Koperasi itu berdiri pada tahun 1992 karena ada persyaratan wajib membentuk KUD.

"Kerja sama ada pelatihan dan pendekatan kita lakukan secara teritorial dan komunikasi manajemen. Kunjungan-kunjungan dari manajemen rutin, dan kalau misalkan ada kesusahan dan kendala kendala kita sampaikan dan direspons. Seperti kita misalkan butuh alat berat langsung dibantu, jadi dengan petani petani baik saja. Sebagai petani kebun kami dalam pengawasan mereka, ada jaminan pembelian TBS itu, terus pembayarannya lancar," papar Rahmad.

Rahmad yang asli Yogyakarta ini tiba pada tahun 1988, ketika itu di PT SLS sudah ada Astra Agro Niaga. Ketika itu infrastruktur masih jalan tanah, belum ada sepeda motor, masih menggunakan sepeda ontel. "Kalau misalkan hujan sepedanya yang naikin kita," ceritanya mengenang masa lalu sambil tersenyum.

Pada Desa SP4 tempat tinggalnya dulu masih pakai lampu minyak dan masak masih pakai bara api untuk memasak. Sebagai transmigran saat itu diberikan bantuan sembako dan pekerjaan dibayar Rp2 ribu.

"Sekarang jalanannya sudah aspal, air PAM, setiap rumah sudah ada minimal satu sepeda motor dan mobil Pajero atau Fortuner karena kehadiran perusahaan. Kerjasama dan pembinaan Astra Agro itu terkenal kejujurannya, jadi perusahaan sama petani tu kaya pesawat terbang. Kalau perusahaannya terbang tinggi petaninya juga terbang tinggi," sebutnya.

Sementara itu, dari mitra pemasok TBS ada sosok Sumari Aziz Bimantoro atau yang kerap dipanggil Babe. Dia menjadi mitra terbaik Astra Agro se-Indonesia pada tahun 2022 lalu. Dia pun mendapatkan satu unit mobil Toyota Avanza.

Dia adalah selaku pemilik peron di Desa SP 4 Desa Pematang Tinggi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan. Azis mengatakan hal ini merupakan pencapaian terbesar yang pernah dia dapatkan. "Menjadi mitra perusahaan nomor satu se-Indonesia adalah kebanggaan tersendiri," ucap dia.

Babe bercerita, dia dulunya juga Manajer Koperasi Unit Desa Amanah yang juga pernah juara nasional dua kali. Sebagai mitra PT SLS dia harus memastikan TBS yang dikelola KUD bisa lolos di pabrik.

Dia mengedukasi orang transmigrasi yang banyak di KUD-nya hingga akhirnya dia mendapatkan delivery order (DO). Dia menjadi manager mulai tahun 1993 dan setahun kemudian sudah juara provinsi, dan selanjutnya juara nasional tingkat transmigrasi.

"Jadi saya selalu membawa nama baik. Tapi itu kerja sosial saya. Saya pernah digaji waktu jadi ketua, tapi saya nggak ambil, jadi saya bermitra nggak pernah minta proyek cuma bermitra bisnis memang dari kecil lah dari nimbang sendiri, DO pertama dulu saya masih bawa tas terus bawa timbang sendiri," ceritanya.