Pesona sawit Riau bikin mantan bankir banting setir

id Berita hari ini, berita riau antara, berita riau terbaru,SLS,PT SLS, PT Sari Lembah Subur

Pesona sawit Riau bikin mantan bankir banting setir

Heri Sutrianto. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Siang itu matahari makin meninggi. Heri Sutrianto baru saja keluar dari mushola usai menunaikanshalat Ashar. Pria berusia 54 tahun itu tampak sederhana, menggunakan sarung, kemeja dan peci biasa saja.

Rambutnya klimis tersisir rapi. Meskipun kini bergelut di bisnis perkebunan kelapa sawit, tampilan Heri Sutrianto dengan kaca mata di wajahnya nampak berbeda dengan pekerja kelapa sawit pada umumnya.

"Saya dulu adalah karyawan bank," kata Heri membuka sedikit rahasia sembari jarinya menunjuk bank tempat dia bekerja yang berdiri tidak jauh dari rumahnya.

Heri menjelaskan awalnya dia menetap di Ukui, Kabupaten Pelalawan,, sejak 1996. Dia merintis karir sebagai karyawan bank dan meraih gelar S1 Ekonomi 19 tahun silam.

Mulanya, dia tidak berpikir akan menjelma sebagai pebisnis di industri kelapa sawit. Pasalnya, kehidupan kala itu sudah lumayan tercukupi.

Namun, Heri mulai tergerak pada 2003 kala roda perekonomian sekitar mulai bergerak berkat perkebunan kelapa sawit. Dalam ingatan lamanya, Ukui yang menjadi jalur lintas timur Sumatera adalah kawasan yang sepi.

Tidak terlalu banyak kendaraan lalu lalang atau lapangan pekerjaan yang bisa dikaryakan ketika itu. Namun setelah booming commodity yang terjadi selama masa krisis dengan kelapa sawit sebagai salah satu primadona, pundi-pundi ekonomi mulai menggelembung.

"Kelapa sawit telah menjadi kunci perekonomian dan menguntungkan bagi masyarakat di sini,” kata Heri. Ia menunjukkan bagaimana infrastruktur kota terbangun. Jalan raya, listrik, kantor-kantor banyak bermunculan sebagai efek dari perputaran ekonomi.

Apalagi, menurutnya, di Ukui ini, ada perusahaan yang menjadi pembeli panen buah-buah sawit masyarakat. Menurutnya, perusahaan berperan sebagai motor penggerak ekonomi.

Tandan-tandan buah sawit yang dipanen masyarakat itu dia suplai ke PT Sari Lembah Subur (SLS) yang menjadi bagian dari Grup Astra Agro.

Heri mengakui bahwa di awal perjalanannya sebagai pekebun, SLS telah banyak membantu serta menemani langkahnya.

Oleh sebab itu, dia memiliki ikatan batin tersendiri dengan PT SLS.

Karena bisnis tampak makin berkembang, Heri kemudian memulai babak baru dengan mendirikan CV Hasrat Sejahtera yang menjadi cikal bakal CV Lesung Mas Berjaya. Semula Heri hanya bisa menyuplai 7.000 ton tandan buah segar (TBS). Namun dalam dua dekade terakhir pasokan itu terus meningkat hingga 400-450 ton dalam sehari.

Saat ini, dia mengaku telah mengelola banyak submitra dengan lahan mencapai 300 hektare. Selain itu, dia juga memiliki lahan pribadi hingga seluas 90 hektare.

Keseriusannya di bisnis kelapa sawit ini sendiri sempat berada di persimpangan jalan. Kala itu, karena performa di kantor sangat bagus, Heri pernah dipromosikan untuk menjabat sebagai Kepala Cabang Pembantu. Meskipun karir di kantor bakal menanjak, saat itu ada konsekuensinya yang cukup membingungkan: jika menerima promosi, Heri harus siap ditugaskan di kota yang berbeda.

Diskusi matang dengan keluarga menghasilkan keputusan bahwa Heri harus memilih. Cukup berat. Ia memutuskan untuk menolak promosi itu. Bahkan Heri kemudian resign dari bank tempatnya bekerja dan menilai usaha kelapa sawitnya justru harus dikembangkan.

Praktis, terhitung sejak awal 2023, Heri menyelesaikan karirnya sebagai karyawan bank yang telah dia geluti lebih dari dua dekade. Dia banting setir dari bankir ke bisnis kelapa sawit.

Pria kelahiran 1970 merasa dirinya harus fokus membangun usaha perkebunan kelapa sawit dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Ia menilai kemitraannya dengan perusahaan sawit PT SLS lebih memberikan harapan dan cocok untuk dirinya sebagai kepala keluarga yang tengah membesarkan anak-anak di Ukui. "Saya tetap memilih di sini, karena merasa cocok dengan pola kerja sama yang dibangun bersama SLS," tegasnya.

Menurutnya, dia dan para submitra bisa bertumbuh bersama SLS. Maka itu, sekalipun ada pabrik kelapa sawit (PKS) di sekitar perusahaan yang menawarkan harga lebih tinggi, dia mengaku tetap setia pada SLS.

"Bersama teman-teman dari SLS kami bisa berdiskusi untuk mencari jalan yang terbaik," katanya mengungkapkan salah satu alasan ia nyaman bermitra dengan PT SLS.

Dia pun berharap kerjasama dengan SLS akan terus berjalan dengan mulus dan memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kemajuan kawasan.