Makna Sumpah Pemuda dari kacamata Generasi Z Pekanbaru

id Sumpah pemuda,Sumpah pemuda pekanbaru

Makna Sumpah Pemuda dari kacamata Generasi Z Pekanbaru

Tugu Bambu Runcing di Jalan Hang Tuah di Kota Pekanbaru untuk mengingatkan perjuangan bangsa. (ANTARA/Syafira Hasna)

Pekanbaru (ANTARA) - Tepat 94 tahun silam, momen bersejarah Sumpah Pemuda ini sudah hampir seabad diperingati oleh bangsa Indonesia.

Dengan zaman dan generasi yang berubah seiring berjalannya waktu, pemuda-pemudi Indonesia yang termasuk Generasi Z menyikapi dengan beragam makna Sumpah Pemuda di masa yang serba digital ini.

Pemuda Generasi Z tersebut di antaranya adalah Husein (23). Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang memiliki darah Batak ini menjelaskan bahwa Hari Sumpah Pemuda perlu diperingati setiap tahun karena kita sebagai pemuda zaman sekarang harus selalu ingat bagaimana perjuangan pemuda zaman dahulu untuk menyatukan bangsa Indonesia dan para pemuda Nusantara lainnya.

“Sehingga bangsa Indonesia tetap berdiri dan dapat terus tumbuh dan berkembang hingga sampai sekarang,” kata Huseinyang ditemui di Pekanbaru dua hari lalu.

Menurutnya, cara untuk melanjutkan cita-cita Sumpah Pemuda di zaman sekarang adalah dengan selalu mengingat sejarah, sesuai dengan kutipan pidato Presiden Pertama Indonesia Soekarno, yakni Jas Merah, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”.

Selain itu, bahasa Indonesia harus digunakan dan diterapkan dengan baik dan benar karena bahasa pemersatu bangsa ini ialah bahasa Indonesia.

“Dan ingat, kita adalah bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, sehingga kita harus selalu toleransi. Dan kita harus selalu mengingat bahwa Indonesia tidak akan bisa berdiri tanpa adanya berbagai suku dan budaya tersebut,” jelasnya.

Husein berharap anak-anak muda Pekanbaru di zaman sekarang ini selalu ingat bahwasanya Indonesia butuh pemuda-pemuda yang sangat terampil dan cerdas, sehingga memiliki kemauan untuk selalu terus belajar dan mengikuti perkembangan yang ada.

“Sehingga kita dapat memajukan bangsa Indonesia yang lebih baik dan lebih makmur di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Generasi Z lainnya datang dari seorang pemuda bernama Fadil (17). Pelajar yang bersekolah di SMAN 4 Pekanbaru yang memiliki darah Minang ini juga sependapat dengan Husein bahwa Hari Sumpah Pemuda perlu diperingati setiap tahun.

“Ini guna meningkatkan semangat atau cita-cita dari para pemuda dahulu yang mana ingin mempersatukan Indonesia dengan semangat kepemudaan di zaman dahulu,” ungkap Fadil.

Cara Fadil untuk melanjutkan cita-cita Sumpah Pemuda di era digital ini adalah dengan belajar yang rajin dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin sehingga cita-cita yang dulu tidak terwujudkan kini bisa diwujudkan dan dapat dikembangkan lebih lagi.

Fadil berharap anak-anak muda di Pekanbaru agar bisa melihat kembali semangat yang telah digelorakan oleh para pemuda terdahulu saat diselenggarakannya Sumpah Pemuda di tahun 1928.

“Kayak semangat berjuang untuk Tanah Air, jangan sampai budaya-budaya Indonesia ini tenggelam begitu saja dengan keadaan globalisasi yang makin lama makin meluas,” pungkasnya.

Seperti halnya dengan Yasmin (16). Seorang penulis novel digital yang memiliki darah Jawa, Sunda, dan Melayu ini memanfaatkan teknologi yang ada di era digitali dalam pekerjaannya. Selain itu, ia juga mengasah pengetahuannya melalui video-video yang tersedia di aplikasi YouTube.

Yasmin berharap para kalangan muda di Pekanbaru yang menjadi tokoh-tokoh besar bisa lebih teliti lagi dalam bertindak kepada masyarakat.

“Lalu, tokoh-tokoh besar tersebut juga diharapkan untuk lebih memahami kondisi masyarakatnya dan mampu untuk bersikap adil sebagaimana tokoh-tokoh besar di zaman dulu,” pungkasnya.