Cegah stunting, 2.719 siswi Inhil minum pil tambah darah

id gebyar minum TTD,aksi gizi seimabng, dinkes inhil, rahmi indasuri

Cegah stunting, 2.719 siswi Inhil minum pil tambah darah

Ratusan Siswi SMA 2 Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau mengikuti gebyar minum Tablet Tambah Darah (TTD), Rabu (6/10/22). (ANTARA/

Tembilahan (ANTARA) - Sebanyak 2.719 remaja siswi di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau mengikuti gerakan nasional aksi bergizi, sekaligus gebyar minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak di seluruh Indonesia Rabu.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Maria Hairani AMKmengatakan aksi minum TTD secara serentak yang disejalankan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 dan Hari Sumpah Pemuda digelar untuk mencegah anemia sekaligus mencegah terjadinya stunting.

“Kegiatan hari ini dalam rangka Hari Sumpah Pemuda dan HKN ke 58. Acaranya serentak se Indonesia untuk memecahkan rekor Muri,” ucap Maria dalam kegiatan yang digelar di SMAN 2 Tembilahan.

Maria memaparkan, 2.719 remaja siswi yang mengikuti aksi bergizi berasal dari 10 sekolah mulai dari tingkat SMP/MTSN, SMA/MA dan Pondok Pesantren yang ada di Inhil.

Fokus sasaran gebyar TTD adalah siswi remaja yang diberi edukasi akan pentingnya gizi seimbang serta asupan makanan yang sehat.

Dikatakan Maria, asupan gizi seimbang sangat penting disiapkan, terutama bagi remaja putri yang nantinya akan melahirkan generasi sehat bebas stunting.

Remaja putri diketahui rentan mengalami anemia akibat menstruasi rutin. Selain itu, padatnya aktivitas fisik serta kurangnya asupan gizi seimbang menjadi pemicu anemia.

“Mereka (remaja putri) rentan terkena anemia apalagi dengan aktivitas yang padat seperti sekolah seharian, sehingga kurang fokus dalam belajar dan keluhan lain seperti lemah, letih, lesu dan lain sebagainya,” ucapnya.

Apalagi saat ini kata Maria, remaja cenderung menerapkan kebiasaan diet, mengkonsumsi makanan cepat saji serta kurangnya kesadaran diri memperhatikan komposisi gizi pada makanan.

“Kebiasaan diet tanpa memperhatikan asupan gizi seimbang juga mengakibatkan berbagai macam penyakit dirambah lagi kecenderungan mengkonsumsi makanan cepat saji,” tutur Maria.

Baca juga: BKKBN Perwakilan Riau dorong intervensi pencegahan 363 orang berisiko stunting

Baca juga: Siak terbaik pertama penurunan stunting di Provinsi Riau