Pekanbaru (ANTARA) - Juru Bicara PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Sukamto Tamrin mengatakan, selama ini antara dunia usaha dan pencari kerja terjadi gap atau celah yang sangat besar, sehingga PHR melihat ada potensi untuk segera membenahi itu dengan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi ini nantinya diharapkan bisa menciptakan link and match antara dunia usaha dengan pencari kerja.
Untuk menciptakan itu PHR memilih ide terbentuknya ekosistem dan pelatihan dimana semua unsur terkait baik peserta didik, guru dan pimpinan dunia pendidikan itu sendiri agar satu visi dalam kurikulum vokasi.
"Makanya PHR meluncurkan program penguatan ekosistem vokasi di Provinsi Riau sebagai satu kesatuan lewat Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)," kata Sukamto di Pekanbaru, Selasa.
Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan PHR WK Rokan dalam mengembangkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja lokal melalui kegiatan pelatihan dan sertifikasi agar berdaya saing tinggi di dunia kerja ataupun wirausaha. Peluncuran program berlangsung di Auditorium PCR pada Selasa 16 Agustus 2022 secara daring dan luring.
Kata Sukamto, pendidikan vokasi merupakan salah satu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk yang menghasilkan lulusan yang siap kerja. Namun, kebutuhan tenaga kerja di industri memiliki kualifikasi tenaga kerja yang tidak hanya memiliki hard skill tetapi juga didukung sertifikasi di bidang kerjanya. Sehingga, hal ini membuat lulusan vokasi khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Ia juga berharap, bahwa vokasi yang terbuka ini tidak saja untuk bidang Minyak dan Gas bumi (Migas) saja karena masih banyak aktifitas dunia usaha di luar itu seperti pertanian, jasa , perdagangan dan sebagainya sehingga para siswa SMK membutuhkan pembekalan untuk menambah kemampuan mereka saat nanti terjun ke dunia kerja.
PT Pertamina Hulu Rokan juga mengatakan bahwa untuk menciptakan SDM yang handal tidak bisa cepat namun butuh proses, perlu adanya kolaborasi antara Perguruan Tinggi, Korem, pelaku usaha, pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota.bersinergi sehingga program seperti ini tetap berlanjut.
"Program vokasi ini bukan sekejap mata tetapi perlu proses, perlu waktu maka kita harus tetap memastikan agar berkelanjutan dan tidak hanya sekali," katanya.
Sementara Direktur Politeknik Caltek Riau (PCR) Pekanbaru Dadang Syarif Sihabudi mengaku, PCR dipercaya sebagai kampus yang sudah mampu melanglangbuana dalam mewujudkan program pendidikan dengan mengandalkan dana hibah dari pemerintah maupun swasta.
"PCR digandeng sebagai mitra program mengingat telah punya portofolio yang bagus dalam mewujudkan dan menjalankan program yang didanai dana hibah terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan relevansi lulusan," kata Dadang.
Dari pengalaman selama ini PCR mencoba menularkan kepada pendidikan Vokasi setaraf SMK, apalagi diketahui sesuai data bahwa jenjang pendidikan setara ini menjadi penyumbang pengangguran.