Koalisi LSM Desak Pengungkapan Pemodal Perambah TNTN

id koalisi lsm, desak pengungkapan, pemodal perambah tntn

Koalisi LSM Desak Pengungkapan Pemodal Perambah TNTN

Pekanbaru, 25/9 (antarariau.com) - Koalisi LSM lingkungan terdiri dari Jikalahari, Walhi Riau dan WWF Program Riau mendesak Polda Riau untuk mengungkap dan menangkap pemodal besar dalam aksi perambahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Provinsi Riau.

"WWF berharap Polda Riau dapat mengembangkan hasil temuan di lapangan kepada pelaku lebih besar yang menyebabkan deforestasi Taman Nasional Tesso Nilo yang kini hanya menyisakan tutupan hutan sekitar 24 ribu hektar," kata Manajer Program WWF Riau Suhandri pada pernyataan pers di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan, LSM lingkungan di Riau sangat mengapresiasi tindakan sigap Polda Riau melakukan pengamanan kawasan hutan TNTN, dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

Sebelumnya, Kapolda Riau Brigjen Pol. Condro Kirono terjun langsung memantau kerusakan hutan di TNTN, pada 9-10 September 2013. Kapolda Riau melakukan pemantauan dari udara mengenai kondisi kerusakan hutan dan juga menurunkan langsung puluhan personil ke lapangan.

Dalam rangkaian operasi itu, Polda Riau memproses delapan orang pelaku yang tertangkap tangan melakukan penebangan hutan di KM 81 koridor perusahaan industri kehutanan tepatnya di konsesi PT. Hutani Sola Lestari.

Kedelapan pelaku bersama alat bukti berupa kayu olahan, gergaji mesin dan satu unit truk diamankan di Polres Pelalawan.

Koordinator Jikalahari Muslim Rasyid mengatakan lebih dari 50 persen hutan alam di kawasan TNTN telah beralih fungsi secara nonprosedural yang sebagian besar menjadi kebun kelapa sawit.

Ia mengatakan sangat mengapresiasi langkah penegakan hukum yang dilakukan oleh Polda Riau, namun jangan hanya menangkap operator lapangan.

"Sebab aktor utama hancurnya hutan alam di Tesso Nilo adalah para pemodal," katanya.

Direktur Eksekutif Walhi Riau Riko Kurniawan menyatakan kerusakan dan alih fungsi kawasan konservasi di Riau tidak saja terjadi di TNTN, tetapi hampir di semua kawasan Konservasi dan Hutan Lindung seperti Hutan Lindung Bukit Suligi dan Mahato, Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Hutan Lindung Bukit Batabuh, Cagar Alam Bukit Bungkuk yang sudah berubah fungsi ditanami kebun Kelapa sawit.