Pendukung Moursi Demo Lagi Tuntut Pengembalian Kedudukan Presiden

id pendukung moursi, demo lagi, tuntut pengembalian, kedudukan presiden

Pendukung Moursi Demo Lagi Tuntut Pengembalian Kedudukan Presiden

Kairo (Antaranews.com) - Para pendukung presiden terguling Mohammad Moursi mengadakan pawai-pawai kecil di Kairo Jumat untuk menguji kemampuan mereka memobilisasi dukungan tujuh pekan setelah penggulingannya.

Beberapa hari belakangan, sejumlah anggota senior dan menengah Ikhwanul Muslimin, organisasi asal Moursi telah ditangkapi. struktur organisasi itu terganggu dan pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan yang masih dimilikinya muncul.

Segera setelah shalat Jumat, pengunjuk rasa pro-Moursi mulai berpawai dari beberapa masjid di Kairo walaupun jumlah pesertanya relatif sedikit, menurut beberapa koresponden kantor berita Prancis AFP.

Di Masjid Istiqomah di Giza, pemrotes berkumpul untuk mengadakan pawai, banyak di antara mereka membawa gambar-gambar Moursi.

"Saya ikut serta sekarang untuk menghidupkan kembali revolusi 25 Januari (2011)," kata Mohammad Sayed, 24 tahun, merujuk kepada pergolakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

"Era Mubarak kembali, lebih buruk dan semakin kuat," tambah dia.

Seruan untuk mengadakan demonstrasi-demonstrasi oleh mereka yang setia kepada Moursi, yang masih ditahan di satu lokasi rahasia, terjadi setelah Mubarak dibebaskan dari penjara untuk menjalani tahanan rumah di satu rumah sakit militer.

Ribuan orang pendukung Moursi tewas secara mengenaskan akibat tindakan represif aparat keamanan melawan demo damai dengan hujanan peluru tajam. Masyarakat internasional mengecam dan mengutuk kekerasan tersebut.

Para pendukung Moursi menyerukan aksi-aksi unjuk rasa "Jumat Amarah" tapi dalam beberapa hari belakangan, jumlah mereka yang turun ke jalan berkurang karena tokoh-tokoh penggeraknya dijebloskan ke dalam penjara.

Banyak anggota Ikhwanul Muslimn bersembunyi, tidak pulang ke rumah dan menghindari komunikasi lewat telepon, kata seorang anggota menengah kelompok itu kepada AFP dengan syarat jatidirinya tak disebutkan.

"Kami tak lagi menerima arahan dan kami sesungguhnya tak tahu apa yang hendak kami lakukan lagi. Sebagian besar pemimpin langsung kami ditahan," kata anggota itu dari Delta Nil.