Pengamat: Program mangrove lestari mampu membantu meredam bencana alam

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,mangrove

Pengamat: Program mangrove lestari mampu membantu meredam bencana alam

Sejumlah pohon bakau (mangrove) tertimbun limbah buangan penambangan pasir di Kawasan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/5/2022). Hutan mangrove di kawasan tersebut mengalami kerusakan akibat pencemaran yang berasal dari limbah buangan penambangan pasir yang beroperasi secara ilegal. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/aww.)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Muhammad Ilman mengatakan terdapat urgensi untuk melakukan restorasi mangrove sebagai salah satu langkah mitigasi bencana di pesisir, salah satunya dengan mempercepat restorasi dengan mengatasi isu tambak yang berpengaruh terhadap kelestarian mangrove.

"Banyak penelitian ilmiah maupun kejadian langsung yang menunjukkan bahwa mangrove bisa meredam bencana. Sederhananya, banyak yang masih ingat pada tsunami Desember 2004, di tempat tertentu yang mangrove atau hutan pantainya relatif tebal, memang terjadi kerusakan di pemukiman, tapi tidak separah di tempat yang kosong, tidak ada mangrove," kata Ilman menjawab pertanyaan ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Dia juga menyebut bahwa mangrove di pesisir dapat menjadi penahan gelombang dan menahan erosi di kawasan pesisir.

Untuk itu, kata Ilman, perlunya urgensi restorasi mangrove secepatnya untuk memastikan terdapat perlindungan di kawasan pesisir guna menghadapi potensi bencana.

Terkait usaha restorasi mangrove, dia menyebut tambak tradisional masih menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan vegetasi itu. Untuk mengatasi isu tersebut, perlu dipergunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan, untuk memastikan keberhasilan restorasi mangrove sambil tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Terutama dengan mengecilkan tambak-tambak yang terlalu luas, yang merusak mangrove. Setelah tambaknya kecil, sisanya sebagian besar dikembalikan ke mangrove," kata Ilman.

Penggunaan teknologi tersebut diharapkan dapat memastikan bahwa wilayah tambak yang telah diperkecil tetap dapat menghasilkan produksi yang sama dengan tambak yang luas.

Menurutnya, hal itu diperlukan untuk memastikan kolaborasi dengan masyarakat yang merupakan mitra penting dalam usaha restorasi mangrove di Tanah Air.

Baca juga: Peran multi-pihak dibutuhkan untuk capai target rehabilitasi ekosistem mangrove

Baca juga: Mengangkat potensi mangrove di Provinsi Kepulauan Riau