Persaingan Politik Jelang Pilkada Warnai Pembukaan MTQ Riau

id persaingan politik, jelang pilkada, warnai pembukaan, mtq riau

Persaingan Politik Jelang Pilkada Warnai Pembukaan MTQ Riau

Pekanbaru, (antarariau.com) - Persaingan politik jelang Pilkada Gubernur Riau 2013 antara Wakil Gubernur Riau Mambang Mit dan Bupati Rokan Hulu (Rohul) Achmad, terlihat nyata mewarnai pembukaan MTQ Provinsi Riau ke-32 di Kabupaten Rohul, Rabu.

Pada pembukaan pawai taaruf MTQ Riau pada Rabu sore, tanpa sebab jelas, Bupati Achmad menolak diajak berjabat tangan dengan Mambang Mit. Achmad, politisi yang menjadi calon gubernur dari Partai Demokrat, memilih menyatukan kedua telapak tangannya ke arah mulut, saat Wakil Gubernur Riau menyorongkan tangan kanannya kedepan.

Pemandangan itu membuat heran para tamu undangan dan jurnalis yang meliput acara itu, karena tindakan Achmad bagaikan seorang wanita yang menolak berjabat tangan dengan lelaki bukan "muhrim". Padahal, hal itu juga terjadi didekat tamu undangan penting, seperti Ketua DPR RI Marzuki Alie dan Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama Abdul Jamil.

Keganjilan terjadi lagi ketika panitia ternyata tidak menyediakan kursi untuk Mambang Mit di tribun kehormatan untuk duduk bersama pejabat lainnya. Alhasil, Mambang terpaksa duduk di bagian deret belakang bersama undangan lain, sebuah pemandangan yang ganjil untuk pejabat setingkat Wakil Gubernur di acara tingkat provinsi.

Pada tradisi Melayu "tari persembahan", para penari juga melewatkan Mambang untuk mendapat daun sirih sebagai tanda penghormatan bagi tamu undangan penting. Bahkan, pembawa acara dan Bupati Rohul Achmad juga tidak menyebut nama Mambang Mit dalam pidato sebagai tamu kehormatan yang diundang.

Usai pembukaan, Mambang Mit mengakui bahwa dirinya tidak diundang oleh panitia MTQ dari Pemkab Rohul. Namun, ia mengatakan tetap hadir diacara itu untuk melaksanakan tugas mewakili Gubernur Riau, Rusli Zainal, yang berhalangan karena ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ini kan acara provinsi dan saya bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini, masak saya tidak boleh datang. Ini kan aneh," kata Mambang kepada wartawan.

Mambang mengatakan tidak mau berprasangka macam-macam perihal tidak ada undangan untuknya.

"Tanya saja pada yang bersangkutan (Achmad), itu bukan kapasitas saya," katanya.

Meski begitu, ia secara pribadi mengaku kecewa dengan tindakan Achmad yang menolak menerima untuk menjabat tangannya.

"Saya tidak pernah sebelumnya diperlakukan seperti ini oleh kepala daerah lainnya," tutur Mambang.

Menurut dia, apabila ada perasaan tidak senang dari orang tertentu, seharusnya tidak perlu dipertontonkan dikhalayak umum. Apalagi hal itu ditunjukan oleh seorang kepala daerah.

"Masak pemimpinnya berlaku seperti itu. Jika memang ada hal hal yang mengganjal, maka harusnya dikesampingkan lah. Ini kan iven agama," katanya.

Mambang mengatakan, seharus acara MTQ Provinsi Riau sangat tidak boleh untuk dijadikan ajang politik.

"Agama tidak boleh dipolitisir, agama bukan milik golongan, agama Islam ini milik semesta alam, tidak boleh membatas batasi orang, apalagi ini iven pemerintah Provinsi Riau. Jadi etika pemerintahanya tidak tepat," ujarnya.

Meski diperlakukan sangat tidak hormat, Mambang mengaku tetap akan mengikuti rangkaian acara pembukaan MTQ. Ia mengaku tidak perduli apabila kembali tidak mendapat kursi.

"Kalo tak dapat tempat duduk, ya duduk sama masyrakat ditribun penonton, ataupun berdiri juga tidak masalah. Yang penting bukan saya duduk dimana, tapi kehadiran saya sebagai bentuk pertanggungjawaban selaku kepala daerah," katanya.

Berdasarkan catatan Antara, perseteruan antara Mambang Mit dan Achmad dimulai sebelum DPP Partai Demokrat mengumumkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau periode 2013-2018. Saat itu Ketua DPD Demokrat Riau dijabat HR Mambang Mit, sedangkan Achmad menjabat sebagai Ketua DPC Demokrat Rokan Hulu.

Mambang yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau memutuskan untuk mundur dari partai, setelah mengetahui DPP Partai Demokrat mengusung nama Achmad sebagai Cagub Riau dan berpasangan dengan Wakil Bupati Kepulauan Meranti Masrul Kasmy.

Sedangkan, Mambang Mit akhirnya "berlabuh" meski harus rela menjadi calon wakil gubernur mendampingi Jon Erizal. Calon gubernur Jon Erizal merupakan Bendahara Umum PAN, dan diusung oleh partai berlambang bintang itu bersama PKS.