Ciudad Juarez (ANTARA) - Para pengemudi truk Meksiko memblokade dua jembatan yang sibuk di perbatasan dengan Amerika Serikat pada Senin (11/4) sebagai protes atas lamanya waktu pemeriksaan untuk melintasi perbatasan itu.
"Kami putus asa karena kami harus menunggu hingga 15 jam untuk menyeberang ke Amerika Serikat," kata sopir truk Pedro Gonzalez saat dia dan yang lainnya memprotes di jembatan Zaragoza yang menghubungkan Ciudad Juarez ke El Paso.
Gubernur Texas Greg Abbott pekan lalu memerintahkan Departemen Keamanan Publik (DPS) untuk meningkatkan "pemeriksaan keselamatan" kendaraan yang menyeberang dari Meksiko ke Texas untuk mencegah penyelundupan manusia dan barang.
Pemeriksaan itu telah memperlambat penyeberangan komersial antara Meksiko dan Texas.
Inspeksi adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk mencegah imigrasi ilegal, kata Abbott.
Namun perintah tersebut telah membuat marah kelompok-kelompok industri yang mengancam akan mencabut dukungan pada Abbot dan sekutunya.
"Kami adalah pendukung Gubernur Abbott, tetapi sayangnya kami tidak diperhatikan," kata Ernesto Gaytan, ketua Asosiasi Truk Texas, yang mengaku telah menerima telepon dari para pengemudi yang frustrasi sejak perintah itu berlaku.
Gaytan mengatakan para migran jarang mencoba menyeberangi perbatasan secara ilegal melalui truk komersial di pelabuhan masuk yang sah.
"Memperlambat perdagangan bukanlah solusi."
Seorang juru bicara DPS Texas mengatakan bahwa sejak perintah Abbott dikeluarkan, badan tersebut telah memeriksa hampir 2.400 kendaraan komersial dan mengeluarkan 552 kendaraan dari layanan karena "pelanggaran keselamatan serius" seperti rem, ban, dan lampu yang rusak.
Juru bicara tersebut menolak untuk mengatakan apakah upaya tersebut telah mengungkap upaya penyelundupan.
Jembatan kedua, yang menghubungkan kota Reynosa di Meksiko ke Pharr, Texas, juga diblokade oleh pengemudi truk.
Dante Galeazzi, presiden Asosiasi Produksi Internasional Texas, mengatakan penundaan di jembatan Pharr saja, sejak Jumat, telah menghambat pengiriman produk segar senilai 30 juta dolar AS (Rp431,05 miliar) ke AS.
"Sangat mungkin rak-rak toko tidak berisi barang-barang segar pada akhir pekan liburan Paskah ini," katanya, seraya memperingatkan bahwa harga akan naik bagi konsumen jika penundaan berlanjut.
Baca juga: Manokwari kondusif pascaaksi warga protes ujaran kebencian di medsos
Baca juga: Setelah bentrok di Makassar, Demo mahasiswa di DPRD Sumsel juga ricuh
Sumber: Reuters