Pekanbaru, (antarariau.com) - Sejumlah warga di Kecamatan Puyud, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, cemas karena gajah liar masih berkeliaran pada empat kepenghuluan (desa) sehingga merusak tanaman dan perkebunan.
"Hampir tiap malam warga ronda secara bergiliran, karena gajah liar sering masuk pemukiman penduduk dan merusak tanaman," kata Jumadi (38) warga Kepenghuluan Babussalam, Kecamatan Puyud, Rokan Hilir dihubungi Rabu.
Menurut dia, bila ada gajah liar yang masuk perkampungan penduduk, maka warga yang ronda terpaksa membunyikan kentongan atau memukul drum agar binatang yang memiliki belalai itu pergi.
Dia mengatakan, kawasan gajah kadang merusak kebun sawit dan tanaman palawija dekat rumah penduduk, membuat penghuni rumah meresa cemas.
Pendapat serupa juga disampaikan Suhaimi (40) dan Rais Sunian (42) warga Kepenghuluan Sukajadi, Rokan Hilir.
Namun kawanan gajah itu berkeliaran pada empat kepenghuluan pada Kecamatan Puyud yakni Kepenghuluan Sungai Pinang, Babussalam, Siarang-arang dan Kepenghuluan Sukajadi.
Bahkan warga setempat selalu melakukan koordinasi dengan petugas kehutanan agar mereka turun ke lokasi untuk dapat mengusir kawanan gajah liar tersebut.
Belakangan ini dalam sepekan kadang dua kali gajah tersebut masuk perkampungan penduduk dengan jumlah mencapai 12 ekor.
Warga juga sudah pernah menyampaikan masalah keberadaan gajah liar yang masuk perkampungan kepada Camat Puyud, Hasyim dan mendapatkan tanggapan serius.
"Pak camat meminta kami supaya secara rutin melakukan ronda malam karena gajah itu masuk perkampungan rata-rata setelah pukul 22.00 WIB," katanya.
Sementara itu, Camat Puyud, Hasyim kepada wartawan mengatakan pihaknya mengharapkan agar warga jangan panik ketika kawanan gajah masuk perkampungan.
Dia mengatakan sebagai antisipasi agar gajah tidak masuk perkampungan dengan cara bergiliran untuk tugas ronda.
Pada awal Maret 2013, kawanan gajah juga memasuki perkampungan tapi akhirnya diusir beramai-ramai oleh penduduk, tapi belakangan gajah liar itu beraksi kembali.