Angka Stunting di Riau masih tinggi, terbanyak di Inhu

id Stunting riau,Stunting, rapp

Angka Stunting di Riau masih tinggi, terbanyak di Inhu

Salah satu kegiatan pemantauan gizi RAPP-APR dalam rangka menekan angka stunting di Provinsi Riau. (ANTARA/HO-RAPP)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau terus bekerja keras guna menekan angka stunting di wilayah setempat, dengan berbagai program termasuk kolaborasi bersama beberapa perusahaan, seperti yang pernah dilakukan dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP).

Hal ini jelas untuk menopang keterbatasan Pemerintah daerah dalam menjangkau anak-anak yang alami stunting (kasus gizi buruk pada anak) hingga ke pelosok.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaporkan, rata-rata persentase angka stunting di Riau tahun ini masih tinggi yakni di angka 24,1 persen.

"Alhamdulillah angka stunting di Riau dari tahun ke tahun mengalami penurunan walau belum signifikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Senin.

Mimi mengatakan, dari tahun ke tahun angka stunting terpantau terus mengalami penurunan. Pendataan angka stunting di Riau sendiri dilaksanakan selama tiga tahun sekali. Dimana jika dibandingkan dengan enam tahun lalu, angka stunting di Riau terus mengalami penurunan.

"Pada tahun 2013, persentase angka stunting di Riau sebanyak 36,6 persen. Kemudian tiga tahun berikutnya sebanyak 25,1 dan pendataan terakhir pada tahun 2019 kembali turun menjadi 24,1 persen," terangnya.

Mimi menjelaskan, saat ini persentase angka stunting di Riau terbesar ada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni 29,67 persen, Kuantan Singingi yakni 29,55 persen, Indragiri Hilir 27,43 persen, Pelalawan 27,97 persen.

"Kemudian Kabupaten Siak 27,79 persen, Kampar 23,07 persen, Rokan Hulu 24,37 persen, Bengkalis 21,07 persen, Rokan Hilir 28,87 persen," jelasnya.

Untuk menurunkan angka stunting di Riau, kata Mimi Nazir, perlu kerjasama dari semua pihak, termasuk jajaran pemerintah daerah baik di lingkungan provinsi maupun kabupaten/kota agar terus berupaya menekan angka prevalansi stunting di provinsi beribukota Pekanbaru ini.

"Agar anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang unggul dan memiliki daya saing. Oleh sebab itu, semua pihak dan lintas sektor harus ikut serta mendukung gerakan bebas stunting di Riau," tutupnya.

Terkait dengan menggandeng pihak swasta termasuk PT RAPP, perusahaan bubur kertas itu memberikan sejunlah bantuan seperti makanan bergizi dan nutrisi tambahan lainnya melalui sejumlah pemerintah daerah yang ada di Provinsi Riau ini.

Sekedar informasi stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang dapat menyebabkan tubuh mereka berperawakan pendek. Hal ini bisa dicegah sejak masa kehamilan. Cara cegah stunting bayi perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup di 1000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun.

Selama hamil, pastikan ibu hamil harus mengonsumsi cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, wanita hamiljuga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral, yakni zat besi,asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.

Untuk mencukupi asupan nutrisi di atas guna mencegahstuntingpada anak, ibu hamilperlu mengonsumsi beragam jenismakanan sehat bergizi seimbang, seperti ikan, telur, daging,seafood,kacang, biji-bijian, susu, keju,yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.

Seorang anak bisa dikatakan terkena stunting, jika tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan anak seusianya. Tidak hanya tampak pendek, stunting juga berisiko mengganggu perkembangan kognitif, mengganggu kemampuan belajar anak, dan meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis ketika dewasa.