Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 150-an nelayan yang bermukim di pesisir Indragiri Hilir mendapatkan pelatihan cara menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah setempat memasuki musim kemarau.
Pelatihan yang digelar Minamas Plantation melalui anak usahanya PT Bhumireksa Nusa Sejati (BNS) ini bertujuan mencegah Karhutla yang sudah jadi langganan provinsi tersebut saat kemarau.
"Kami berkomitmen dalam pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat karena kami menyadari bahwa masyarakat sekitar memegang peran penting dalam perlindungan lingkungan," kata CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad di Pekanbaru, Jumat.
Shamsuddin mengatakan, melalui program Masyarakat Pesisir Peduli Api (MPPA), tahap ini ada 150 masyarakat pesisir pantai yang dilatih.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan serta pembekalan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar termasuk bahaya Karhutla khususnya di area gambut. Melalui program MPPA ini, masyarakat tersebut nantinya diharapkan dapat membantu pemadaman apabila terjadi Karhutla di daerah sekitarnya, serta dapat menjalankan tata cara pelaporan ke Satuan Tugas (Satgas) jika Karhutla terjadi di sekitar lingkungan masing-masing.
"Selain itu untuk melibatkan masyarakat dalam membantu memitigasi Karhutla merupakan salah satu solusi internal di masyarakat untuk mengurangi dampak Karhutla, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap dan sigap terhadap bahaya kebakaran di lingkungannya. Sehingga, melalui pelatihan ini diharapkan kami bersama-sama masyarakat dan institusi lain di lapangan dapat mencegah serta menangani karhutla," katanya.
Sementara itu Kapolsek Pelangiran -Iptu Andi Ace mengatakan melalui pelatihan aparat dapat mengajak lebih banyak lagi elemen masyarakat agar bersama-sama membangun kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya hak dan kewajiban dalam mencegah Karhutla.
"Mari kita bersama-sama dengan tokoh masyarakat dan para pelaku di lapangan kita bangun bersama orkestra menjaga alam untuk tidak terjadi karhutla. Sehingga, masyarakat memiliki dan beraktualisasi dengan kesadaran hukum serta menggunakan hak dan kewajibannya dalam mengelola sumber daya alam, pada konteks ini jangan sampai terjadi kebakaran," ungkapnya.
Baca juga: Polisi Riau tangani 20 kasus Karhutla dengan 24 tersangka
Di bidang penanganan Karhutla, hingga saat ini Minamas Plantation terus memantau situasi yang berlangsung di seluruh lokasi perusahaan dengan seksama, pemantauan dilakukan setiap hari melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (PLATINUM) dengan menggunakan data-data dari satelit pada titik panas di peta area konsesi untuk dapat mendeteksinya dengan cepat.
Seluruh titik api yang terdeteksi akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan prosedur yang sama juga diterapkan dalam standar operasional perusahaan.
Sedangkan di bidang pencegahan, Minamas Plantation juga memiliki program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014.
Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektar.
Baca juga: Ciptakan hujan buatan, 40.700 kg garam disemai di awan Riau untuk cegah karhutla
Berita Lainnya
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB
Kapolsek Kempas ingatkan nelayan tak terprovokasi hoaks
23 October 2024 11:50 WIB
Ini pesan Babin kepada nelayan Pambang Pesisir Bengkalis
22 October 2024 17:48 WIB
Bhabinkamtibmas Polsek Bengkalis sambangi nelayan di wilayah Pesisir
22 October 2024 17:21 WIB
Polsek Rupat Utara sampaikan pesan pilkada damai ke kelompok nelayan
22 October 2024 17:06 WIB
Nelayan Rupat Utara diingatkan bahaya hoaks
18 October 2024 14:21 WIB
Indonesia-Malaysia sepakat minimalkan penangkapan nelayan perairan perbatasan
15 October 2024 9:34 WIB
Cerita Irving Kahar Arifin tarik dana pusat bangun rumah untuk nelayan
14 October 2024 13:34 WIB