Satu Tewas, Tiga Kritis Akibat Perawatan Kecantikan

id satu tewas, tiga kritis, akibat perawatan kecantikan

Hong Kong, (antarariau) - Mau cantik berakhir tragis! Itu lah yang dialami seorang perempuan yang berusia 46 tahun dan meninggal di Hong Kong, sementara tiga orang lagi bersabung nyawa setelah menjalani perawatan di satu salon kecantikan.

Perawatan tersebut meliputi transfusi darah, perbuatan yang menyoroti lemahnya peraturan di bidang industri kosmetika di kota itu.

Kasus tersebut telah memicu penyelidikan oleh polisi dan dinas kesehatan, dan melahirkan kembali seruan oleh para ahli kesehatan bagi peraturan yang lebih ketat di industri kecantikan Hong Kong.

"Ya, perempuan yang berusia 46 tahun meninggal (Rabu, 10/10), akibat septic shock," kata wanita juru bicara pemerintah. Tiga orang lagi --yang berusia 56, 59 dan 60 tahun-- berada di rumah sakit dan yang paling tua berada dalam kondisi kritis.

"Septic shock" adalah kondisi yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan gangguan peranfasan dan kegagalan organ tubuh, bahkan kematian.

Keempat orang tersebut baru-baru ini menjalani prosedur transfusi darah yang rumit di rangkaian salon kecantikan DR, kata pernyataan pemerintah, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis. Perawatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan penampilan dan sistem kekebalan tubuh mereka.

Semua perempuan tersebut membayar 50.000 dolar Hong Kong (sekitar Rp63.900.000) untuk prosedur itu, yang dikatakan para ahli adalah untuk percobaan pengobatan pasien kanker dan sejauh ini tak pernah digunakan untuk tujuan kecantikan.

DR mengatakan di dalam satu pernyataan pada Rabu prosedur tersebut dilakukan oleh seorang dokter yang bukan bekerja untuk salon kecantikan itu.

Prosedur tersebut memerlukan pengambilan darah mereka untuk diisolasi dan pengembangan jenis sel tertentu kekebalan tubuh. "Sel pembunuh yang dirangsang oleh sitokin" kemudian disuntikkan kembali ke tubuh perempuan itu bersama dengan plasma darah mereka sendiri.

Keempat perempuan tersebut dalam waktu singkat terserang demam, pusing dan diare. Di dalam sampel darah yang sebelumnya diambil dari perempuan yang meninggal, para pejabat kesehatan menemukan Mycobacterium abscessus, bakteri super yang memiliki reputasi buruk karena sulit dimatikan.

Meskipun penyebab langsung kematian perempuan itu belum dikonfirmasi, para ahli mengatakan kematiannya tampaknya disebabkan oleh infeksi bakteri.

"Mereka sekarang harus mengetahui di mana pencemaran bakteri terjadi dalam seluruh proses ini. Apakah itu terjadi ketika darah diambil, selama tahap proses atau ketika disuntikkan kembali ke dalam tubuh?" kata William Chui, Presiden Perhimpuan Ahli Farmasi Rumah Sakit di Hong Kong.

Kasus tersebut mencuatkan tanda tanya mengenai bagaimana pemerintah di banyak tempat di Asia mengatur praktek dokter dan penjualan obat, tapi menerapkan sedikit pengawasan, atau tidak ada pengawasan sama sekali, mengenai apa yang berlangsung di salon kecantikan atau apa yang memasuki produk "perawatan kesehatan".

Di Singapura pada 2002, 15 perempuan terserang sakit liver dan satu orang meninggal setelah mengkonsumsi pil pelangsing buatan China yang belakangan didapati berisi dua bahan yang tak disebutkan. Salah seorang pasien, seorang aktris, baru selamat dari maut setelah menjalani cangkok liver.

Felice Lieh Mak, seorang ahli medis terkemuka di Hong Kong dan mantan ketua Dewan Medis, mengatakan, "Kami berharap tragedi ini akan menghasilkan suatu upaya dalam membuat peraturan, atau setidaknya usaha ke arah pengaturan dan penetapan apa itu perawatan medis."