Kupang (ANTARA) - Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur melaporkan pada pukul 12.16 WITA kembali terjadi erupsi gunung api Ili Lewotolok dan kawahnya mengeluarkan asap putih dengan tinggi kolom 1.500 meter.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dihubungi dari Kupang, Jumat, mengatakan bahwa ketinggian material pada erupsi siang ini lebih tinggi dari erupsi yang terjadi pada Kamis (15/4), yakni setinggi 1.000 meter.
Baca juga: Gunung Merapi 10 kali luncurkan guguran lava pijar
"Betul, lebih tinggi erupsinya dari erupsi yang kemarin. Kali ini ketinggian mencapai 1.500 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.923 meter di atas permukaan laut," katanya.
Ia menjelaskan bahwa kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29 mm dan durasi kurang lebih 30 detik.
Stanis menambahkan berdasarkan pengamatan 24 jam yang dilakukan oleh petugas pos pengamatan Gunung Ili Lewotolok erupsi itu terjadi karena sistem kawah tertutup, sehingga terjadi letusan eksplosif.
Dengan masih adanya aktivitas di gunung tersebut, ia menyarankan warga sekitar lereng Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah gunung api tersebut.
"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," ujarnya.
Ia mengatakan mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Hingga saat ini abu vulkanik jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan.
Pos pemantau, katanya, selama ini tetap siaga dan memantau untuk memastikan bahwa tak ada semburan abu yang lebih besar dan tinggi yang dapat membahayakan warga di sekitar gunung itu.
Baca juga: Akademisi jelaskan kaitan antara letusan gunung api dengan pemanasan global
Baca juga: Gunung Merapi 36 kali muntahkan lava pijar
Pewarta: Kornelis Kaha
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB