Pekanbaru, (antarariau) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, Satelit NOAA 18 mendeteksi kemunculan titik api (hotspot) baru yang mencapai 83 titik tersebar di hampir seluruh di Pulau Sumatra.
"Dengan demikian, jumlah titik api di Pulau Sumatra mencapai sekitar 163 titik, 80 di antaranya terdeteksi telah berada di Pulau Sumatra sejak dua hari lalu dan belum padam," kata analis lembaga pemantau cuaca itu, Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Senin.
Warih menjelaskan, total kemunculan titik api tersebut terdeteksi oleh Satelit NOAA 18 tersebar di berbagai wilayah provinsi di Sumatra namun terbanyak tetap berada di Provinsi Riau dengan jumlah mencapai 77 titik.
"Sebelumnya pada tanggal 16 Juni 2012, di Riau hanya terdeteksi sekitar 44 titik," katanya.
Titik api kemudian muncul di Provinsi Aceh dengan jumlah mencapai 22 titik atau meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 11 titik.
Selanjutnya, kata Warih, yakni Sumatra Selatan ada totalnya ada sebanyak 17 titik atau meningkat dibandingkan beberapa hari sebelumnya yang masih mencapai enam titik api.
Kemudian, katanya, titik api juga terus bertambah di daratan Jambi, dimana sebelumnya hanya delapan titik, saat ini telah terpantau menjadi 16 titik api.
"Sementara di Sumatra Utara terakhir ada 14 titik api, dan sepuluh titik berada di Sumatra Barat," katanya.
Warih menguraikan titik api juga terdeteksi satelit yang dioperasikan Singapura itu berada di Bengkulu empat titik, Kepulauan Riau dua titik dan Lampung terdeteksi sebanyak satu titik api.
Untuk di Riau kata dia sebanyak 77 titik api tersebar di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota, meliputi Kabupaten Pelalawan (20 titik), Indragiri Hulu (11), Rokan Hilir (9), Bengkalis (7), Kampar (6), Indragiri Hilir (6), Kuantansingingi (5), Dumai (4) dan Kabupaten Siak sebanyak tiga titik api.
Menurut analis BMKG Stasiun Pekanbaru, pertumbuhan titik api pada Juli 2012 diprakirakan fluktuatif namun cenderung meningkat akibat sistem kelembaban yang minim dan suhu udara di atas rata-rata.