Pekanbaru (ANTARARIAU News) - Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mencanangkan pembangunan kawasan teknopolitan industri hilir kelapa sawit di lahan seluas 1.000 hektare, yang akan mengintegrasikan pengembangan multi sektor industri, riset dan teknologi, serta pendidikan.
"Tujuan pembangunan teknopolitan ini adalah sebagai kota baru dan pusat pengembangan ekonomi baru di koridor Sumatera," kata Bupati Pelalawan HM Harris di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Selasa.
Pencanangan kawasan teknopolitan turut dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) Marzan Azis Iskandar, dan Gubernur Riau HM Rusli Zainal.
Pada kesempatan itu juga digelar Workshop Penguatan Sistem Inovasi untuk mendukung industri hilir kelapa sawit dalam rangka implementasi program MP3EI koridor Sumatera.
HM Harris menjelaskan, Pemda Pelalawan mengalokasikan luas kawasan teknopolitan hingga 1.500 hektare namun baru dikembangkan seluas 1.000 hektare. Pengembangan kawasan itu akan dilengkapi infrastruktur pendukung seperti jaringan listrik, jalan, pelabuhan, kereta api, hingga bandara internasional.
"Lokasi kawasan ini juga strategis karena relatif dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura," ujarnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa memuji gagasan teknopolitan industri hilir kelapa sawit karena bisa mempercepat realisasi "Master Plan" Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia" (MP3EI) 2010-2025. Karena itu, kawasan teknopolitan harus berbasis inovasi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.
"Bahkan, pemerintah kalau perlu akan memberikan insentif bagi pengusaha yang membantu pengembangan teknopolitan, bisa juga 'tax holiday' untuk teknologi tinggi yang didatangkan kesini," katanya.
Menurut dia, pembangunan kawasan teknopolitan industri hilir sawit sangat tepat untuk mendatangkan nilai tambah bagi komoditas. Sebabnya, selama ini Indonesia kehilangan neraca jam kerja akibat tidak ada industri hilir.
Menristek Gusti Muhammad Hatta menilai, pembangunan teknopolitan di Pelalawan harus mengedepankan intervensi teknologi untuk kesuksesannya. Pencanangan kawasan itu, lanjutannya, adalah sebuah lompatan besar karena Indonesia masih terus mengandalkan sumber daya komparatif karena kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah.
Sementara itu, Gubernur Riau Rusli Zainal berharap Kabupaten Pelalawan bisa selangkah lebih maju untuk menggarap potensi yang bisa mempercepat pembangunan daerah.
"Hulu sawit kita sudah sangat besar semoga diikuti industri hilirnya agar ada nilai tambah, dan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Luas perkebunan sawit di Riau kini lebih dari 2 juta hektare dan menyumbang 30 persen produksi minyak sawit mentah (CPO) nasional.