Masyarakat diimbau waspadai penyakit kulit

id masyarakat diimbau, waspadai penyakit kulit

Pekanbaru - Dinas Kesehatan Riau mengimbau masyarakat setempat mewaspadai penyakit kulit akibat suhu udara yang panas hingga mencapai 35 derajat Celsius.

"Selain penyakit kulit, warga di sejumlah wilayah Riau juga sebaiknya waspada dengan demam berdarah (DB) mengingat saat ini sebenarnya Riau masih dilanda musim hujan," kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau Andra Syafril di Pekanbaru, Selasa.

Ia menyebutkan, cuaca panas yang telah memasuki kondisi ekstrem di Riau saat ini berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit.

"Khususnya bagi warga yang memiliki kegiatan rutin di luar rumah, sebaiknya mengantisipasinya dengan mengenakan pakaian lengan panjang yang dapat menutupi kulit. Jangan sampai kulit langsung terkena 'sengatan' matahari secara langsung," katanya.

Saat ini, demikian Andra, seperti hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru, telah terjadi peningkatan signifikan terhadap suhu udara di Riau.

"Bahkan panasnya bisa mencapai lebih dari 35 derakat Celsius, terutama di siang hari. Kondisi demikian sebaiknya diwaspadai. Jangan sampai 'sengatan' matahari mendatangkan penyakit kulit pada warga yang kerap memiliki aktivitas luar rumah.

"Jika mengalami iritasi, langsung periksaan diri ke dokter atau pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat," kata Andra.

Untuk DB, menurut dia, warga sebaiknya mengantisipasinya dengan pola hidup bersih. "Jangan dibiarkan ada tempat tampungan air di sekitar rumah atau lingkungan. Saluran air juga sebaiknya diperiksa secara rutin, jangan sampai ada pengendapan air," katanya.

Selain DB dan penyakit kulit, ujar Andra, warga di Riau juga sebaiknya mewaspadai kemunculan penyakit lain yang kerap datang pada musim kemarau.

"Salah satunya adalah infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Biasanya kalau sudah terjadi peningkatan suhu udara, Riau juga dilanda kebakaran hutan atau lahan yang kemudian menghasilkan kabut asap. Kabut asap ini yang dapat menganggu saluran pernafasan manusia," katanya.