Siak (ANTARA) - Sebelum pandemiCOVID-19 melanda, SD Muhammadiyah Sungai Apit adalah sekolah yang melaksanakan pembelajaran aktif. Berbagai praktik seperti program manajerial berbasis sekolah (MBS), peningkatan budaya baca, sampai memaksimalkan peran serta masyarakat (PSM) dilakukan untuk mendukung kemajuan sekolah.
Namun situasi tersebut berubah sejak pandemiCOVID-19 melanda wilayah Indonesia di awal bulan April tahun 2020. Pemerintah mewajibkan siswa agar Belajar di Rumah (BDR). Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah, baik kesiapan secara sarana dan prasarana maupun kemampuan guru dan peserta didik. Kepala sekolah harus mampu merancang strategi dan menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Strategi pertama adalah mendata peserta didik yang memiliki ponsel pintar dan laptop. Pada 13 April 2020, Kepala SD Muhammadiyah Sungai Apit bersama guru mengirimkan WhatsApp tentang pendataan kepemilikan ponsel pintar dan laptop peserta didik. Dari pendataan tersebut diperoleh hasil bahwa hampir 80% peserta didik memiliki ponsel pintar dan laptop yang bisa dimanfaatkan untuk BDR.
Strategi kedua adalah mengadakan sosialisasi kepada siswa dan orang tua. Hal ini penting untuk dilakukan agar sekolah memiliki frekuensi yang sama dengan orang tua dan siswa. Selanjutnya strategi ketiga melakukan uji coba. Pada tanggal 24 April 2020 dilakukan uji coba BDR kepada peserta didik melalui Jitsi Meet dengan didampingi orang tua. Hasilnya orang tua sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran daring tersebut.
Untuk mengoptimalkan peran guru, kepala sekolah wajib memberikan pelatihan kepada guru dalam penggunaan aplikasi pembelajaran online seperti Jitsi Meet dan Zoom Meeting. Kepala sekolah juga harus menganggarkan dana untuk menunjang aktivitas guru selama pembelajaran online.
Setiap hari Senin, Selasa dan Kamis SD Muhammadiyah melakukan pembelajaran daring di kelas masing-masing dengan jadwal yang disusun oleh guru dan disesuaikan dengan skenario pembelajaran online. Hari Rabu dan Jum’at pembelajaran dilakukan dengan menggunakan WhatsApp untuk mengirimkan LKPD kepada siswa.
Hasilnya saat ini 98 persen siswa SD Muhammadiyah Sungai Apit telah mampu mengikuti pembelajaran online menggunakan aplikasi Zoom Meeting, Jitsi Meet dan Google Class Room dengan baik.
Pentingnya supervisi kepala Sekolah
Kepala sekolah harus memahami bahwa pembelajaran online tidak akan menghasilkan perbaikan apabila tidak dilakukannya supervisi langsung di kelas. Dimulai bulan Mei tahun 2020 kepala sekolah melakukan supervisi terhadap perkembangan pelaksanaan pembelajaran daring.
Dalam prosesnya kepala sekolah harus mendata kelemahan dan hal baik selama dilaksanakannya pembelajaran daring. Supervisi dilaksanakan setiap minggu di kelas daring mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang dijadwalkan dan disesuaikan dengan kesiapan guru.
Dari hasil supervisi kepala sekolah ditemukan fakta bahwa kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran daring masih sangat terbatas. Masih banyak ditemukan siswa yang bosan dan tidak aktif selama proses pembelajaran. Dari hasil temuan tersebut diperlukan peningkatan kapasitas guru dalam menciptakan pembelajaran online yang aktif dan kreatif dengan mengedepankan unsur-unsur pembelajaran aktif, seperti mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi (MIKIR).
Solusi untuk mengatasi persoalan tersebut adalah mengadakan in house training terhadap guru.
Kepala sekolah bisa langsung menjadi narasumber in house training tersebut atau kerja sama dengan pihak lain. Seperti misalnya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak dalam melatih guru, atau bisa juga dengan perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Riau, serta bekerja sama dengan Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada upaya perbaikan mutu pendidikan.
Ridwan Alatas merupakan Kepala SD Muhammadiyah Sungai Apit Kabupaten Siak/
Fasda MBS Tanoto Foundation