Pekanbaru tetap gencarkan sosialisasi bahaya HIV/AIDS saat pandemi COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru,berita riau antara,HIV/AIDS

Pekanbaru tetap gencarkan sosialisasi bahaya HIV/AIDS saat pandemi COVID-19

ilustrasi (foto Antara)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tetap menggencarkan sosialisasi bahayaHIV/AIDS kepada masyarakat supaya terhindar dari virus mematikan tersebut di saat kondisi pandemi COVID-19.

"Di era COVID-19 yang kini masih mengkhawatirkan itu, kita tetap mendorong petugas Dinas Kesehatan memberikan perhatian khusus bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) guna memastikan mereka tidak terjangkit COVID-19," kata PltKepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Zaini Rizaldy di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut Zaini, masyarakat penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) cenderung lebih mudah terjangkit COVID-19 karena lemahnya sistem kekebalan tubuh namun demikian Dinas Kesehatan memastikan tidak ada kendala dalam ketersediaan obat untuk penderita HIV.

"Untuk saat ini stok obat masih cukup dan aman terkendali untuk memudahkan petugas Dinas Kesehatan dalam menangani penularan HIV ini, diharapkan masyarakat berinisiatif melakukan tes HIV," katanya.

Ia mengatakan, Dinas kesehatan sudah menyediakan layanan VCT (Voluntary Counselling and Testing) atau konseling dan tes HIV sukarela yang tersedia di 21 Puskesmas dan 16 Rumah Sakit di Pekanbaru.

Layanan VCT disediakan dengan tujuan agar petugas dapat melakukan tindakan pencegahan yang efektif terhadap ODHA serta memastikan supaya tidak terjangkit COVID-19.

Berikutnya petugas melakukan pengobatan apabila ada terjangkit HIV. Data layanan VCT di Pekanbaru yakni:

1. Puskesmas RI Muara Fajar

2. Puskesmas RI Karya Wanita

3. Puskesmas RI Sidomulyo

4. Puskesmas Sidomulyo

5. Puskesmas Simpang Baru

6. Puskesmas Melur

7. Puskesmas Garuda

8. Puskesmas Harapan Raya

9. Puskesmas Langsat

10. Puskesmas Pekanbaru Kota

11. Puskesmas Rumbai

12. Puskesmas Umban Sari

13. Puskesmas Rejosari

14. Puskesmas Sail

15. Puskesmas Rumbai Bukit

16. Puskesmas Senapelan

17. Puskesmas RI Simpang Tiga

18. Puskesmas RI Tenayan Raya

19. Puskesmas Payung Sekaki

20. Puskesmas Limapuluh

21. Puskesmas Sapta Taruna

22. RSUD Arifin Ahmad

23. RSJ. Tampan

24. RS. TNI AU

25. RS. Bhayangkara

26. DKAP PMI Riau

27. RS Awal Bros

28. RS TK IV AD

29. Lapas

30. Rutan

31. RS Syafira

32. RS PMC

33. RS Ibnu Sina

34. RS Awal Bross Panam

35. RS Hermina

36. RSIA Andin

37. RSAB A. Yani

Ia menjelaskan layanan bagi ODHA berupa perawatan dukungan dan pengobatan atau disebut CST (Care, Support & Treatment) yang sudah tersedia di 10 Puskemas dan 4 Rumah Sakit di Pekanbaru. Pelayanan yang diberikan mulai dari pemeriksaan/tes HIV, memberikan Konseling VCT dan memberikan pengobatan dengan terapi Anti Retroviral.

Zaini menyebutkan total kasus HIV di Pekanbarusampai dengan Agustus 2020 berjumlah 286 orang positif dan meninggal 25 orang. Angka tersebut bisa ditekan apabila masyarakat tetap menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari kontak darah dengan ODHA seperti penggunaan jarum suntik bersamaan dan adanya kontak luka antara ODHA dengan orang sehat.

Dari sekian banyaknya masyarakat yang terinfeksi HIV, angka tersebut didominasi oleh pria sepanjang tahun 2020, kasus ini terjadi karena maraknya pergaulan bebas di lingkungan remaja kini.

"Orang tua harus memberikan pengetahuan kepada anak tentang pergaulan yang baik dan bahaya seks bebas supaya terhindar dari penularan HIV ini", katanya.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Pekanbaru terus memberikan informasi terkait bahaya penularan HIV dan mengedukasi masyarakat.

Selain itu Dinas Kesehatan Pekanbaru terus melakukan penelitian terhadap virus ini untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan penderita HIV yang hingga saat ini belum dapat ditemukan.

Ia mengatakan, virus ini dapat dicegah dengan tidak bergonta-ganti pasangan, melakukan hubungan seksual yang aman (menggunakan kondom), menghindari obat-obatan terlarang (penularan melalui jarum suntik), penggunaan pil PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) untuk orang yang beresiko tinggi terinfeksi HIV, serta vaksinasi. Salah satu vaksin yang efektif digunakan ialah BNAbs (Broadly Neutralizing Antibodies) merupakan antibodi yang mampu menetralkan sebagian besar jalur penularan HIV dari berbagai latar belakang genetik dan geografis.