Fordas Kampanye Bahaya Perubahan Iklim

id fordas kampanye, bahaya perubahan iklim

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Riau melakukan kampanye tentang bahaya perubahan iklim dikehidupan masyarakat, kampanye ini dilakukan di tiga kabupaten di Provinsi Riau, yakni Dumai, Kampar dan Pekanbaru.

Penyuluhan terhadap 160 masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan baik itu dari tenaga pengajar, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum khususnya yang berada didaerah aliran sungai di Riau.

"Mereka nantinya akan melakukan penyuluhan lagi terhadap masyarakat yang ada disekelilingnya," kata Ketua Harian Forum Daerah Aliran Sungai Riau, Makruf Maryadi Siregar, Kamis.

Ia katakan yang terpenting saat ini target yang harus diberikan penjelasan dan penerangan terhadap bahayanya perubahan iklim ini yakni masyarakat yang berada didaerah aliran sungai khususnya, mengingat aktifitas di daerah aliran sungai tersebut sangat rentan dengan bahaya perubahan iklim itu sendiri.

"Jadi semuanya kita rangkul baik itu siswa, mahasiswa, Masyarakat dan semua elemen yang berada di daerah aliran sungai, karena perubahan iklim saat ini sudah banyak kita rasakan, baik itu Penyakit Demam Berdarah Dengue yang sudah memakan banyak korban, Banjir, dan berbagai bencana alam lainnya," ujarnya.

Kampanye Forum DAS kali ini lebih fokus terhadap guru-guru yang berada didaerah karena guru tersebut sebagai corong Informasi buat generasi muda didaerah, selain itu Fordas juga lebih fokus terhadap bahaya penyakit yang ditimbulkan akibat perubahan iklim tersebut.

"Jadi kampanye kita ini bagaiman caranya biar penyuluhan yang kita lakukan betul-betul sampai kepada masyarakat dan dapat diamalkan oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari, karena kampenye kita ini juga untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup masyarakat kita juga," ujar Makruf.

Adapun bentuk kampanye yang dilakukan oleh Forum Daerah aliran sungai tersebut berupa penyuluhan untuk memelihara ingkungan mulai dari yang terkecil yakni pengurangan penggunaan deodoran dan gas emisi karbon, hingga pengrusakan berupa penambang liar di daerah aliran sungai.

"Kita meyakinkan masyarakat dan memberikan penyuluhan yang bersifat langsung, dan berefek langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, jadi mulai sekarang pola hidup tersebut segera dihilangkan, untuk menghindari bahaya perubahan iklim ini," ucapnya.

Makruf juga berharap masyarakat bisa mengubah pola hidup yang selama ini masih menjadi problema penyebaran penyakit dilingkungan masyarakat khususnya di daerah aliran sungai.

"Jadi dengan mengubah pola hidup tersebut maka kita akan terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan, yang sewaktu-waktu mengancam kehidupan kita," kata Makruf Maryadi Siregar.