Enam pasien terduga COVID-19 dirawat di Riau, begini penjelasannya

id Wabah virus corona,Covid-19,Novel virus corona 2019,Pasien terduga covid-19 riau,Dinas kesehatan riau,Berita riau antara,Berita riau terbaru,COVID-19

Enam pasien terduga COVID-19 dirawat di Riau, begini penjelasannya

Seorang petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus Corona di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat (6/3/2020). . ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/aww.

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak enam pasien kini berstatus terduga atau "suspect" COVID-19 menjalani proses observasi di fasilitas kesehatan rujukan di Provinsi Riau, karena menunjukan gejala tertular virus corona.

"Data pasien suspect COVID-19 di Riau per 8 Maret 2020 ada enam orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan ada empat pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, satu pasien di RSUD Dumai dan satu pasien lagi di RSUD Puri Husana Indragiri Hilir.

Menurut dia, semua pasien terduga sudah dirawat di ruang isolasi, dan diambil sampel swab untuk diteliti di lab Penelitian Pengembangan Kesehaten (Litbangkes) Kementerian kesehatan di Jakarta.

"Kondisi pasien dalam observasi di ruangan isolasi RS dan sudah diambil swab sampel yang dikirim ke Litbangkes Kemenkes RI," ujarnya.

Ia mengatakan untuk meminimalisir kontak langsung dengan orang banyak secara standar operasi pasien ditempatkan di ruangan isolasi meskipun belum diketahui apakah pasien positif corona.

Direktur RSUD Arifin Achmad, dr. Nuzelly Husnedi mengatakan fasilitas kesehatan milik Pemprov Riau tersebut mulai menangani seorang pasien dari Pekanbaru tersebut sejak Selasa (3/3).

Ia mengatakan pihaknya sudah mengambil sampel Swap pasien untuk diteliti. Sampel tersebut sudah dikirim ke Puslitbangkes di Jakarta pada pekan lali.

Menurut dia, proses penelitian sampel pasien ternyata memakan waktu lama karena banyak sampel dari pasien terduga COVID-19 lainnya yang masuk.

Sedangkan, pemerintah hanya mengizinkan penelitian sampel untuk penyakit tersebut di Puslitbangkes.

“Ternyata yang antre banyak,” kata dr. Nuzelly seraya menambahkan biasanya hasil lab selesai 2-3 hari setelah dimasukan.

Baca juga: Seorang WNI di Singapura positif corona

Baca juga: 49 orang selamat dari ambruknya hotel karantina COVID-19

Baca juga: Bisakah virus corona baru/COVID-19 menyebar lewat ciuman dan hubungan seksual?