Harimau Masih Berkeliaran Di Pemukiman Warga Dumai

id harimau masih, berkeliaran di, pemukiman warga dumai

Dumai, 8/6 (ANTARA) - Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di lahan konservasi Sinepis -- berbatasan dengan wilayah Kota Dumai -Kabupaten Rokan Hilir, Riau, masih terus berkeliaran di pemukiman warga sekitar, khususnya di Dusun Geniot, Kelurahan Basilam Baru, Sungai Sembilan, Dumai.

"Sehari kemarin sama pagi tadi ada warga yang masih secara tak sengaja ketemu dengan seekor harimau. Harimau itu muncul di pemukiman dan di perkebunan," kata seorang warga sekitar, Suyatno, kepada wartawan, Rabu.

Seorang warga tempatan lainnya, menyatakan, setiap harinya dalam dua pekan terakhir, 'tok belang' (sebutan harimau liar bagi warga-red) dapat muncul dua sampai tiga kali dengan jumlah minimal dua sampai tiga ekor.

Pemuka masyarakat setempat, Syarif, menyatakan rata-rata warga di Kelurahan Basilam Baru sudah mengetahui dan melihat wujud penampakan tuk belang.

"Kita hanya menunggu aksi dari pemerintah dan BKSDA sebelum jatuh korban jiwa. Karena selama ini sudah puluhan ekor unggas yang habis disantap harimau itu," katanya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Dumai, Hadib, di Dumai, mengatakan, pihaknya telah menerima informasi kemunculan si kucing besar di perkebunan dan pemukiman warga Basilam Baru sejak beberapa hari lalu.

"Saat ini saya juga telah berkoordinasi dengan tim guna memantau kondisi di Basilam Baru secara langsung," katanya.

Ia menjelaskan, sejauh ini belum di ketahui secara pasti penyebab keluarnya harimau dari habitat aslinya.

"Untuk itu kita akan melakukan kajian guna mencari tahu penyebab sebenarnya," kata Hadib.

Humas "World Wide Fund for Nature" (WWF) Provinsi Riau, Syamsidar, melalui komunikasi selular kepada ANTARA di Dumai, menerangkan, keluarnya harimau sumatra hingga merayap ke perkebunan dan pemukiman warga kemungkinan disebabkan terus menyempitnya habitat hewan dilindungi itu.

"Penyembitan lahan habitat harimau itu, bisa jadi atau sangat mungkin disebabkan perambahan dan pembakaran yang kian. Peralihan fungsi hutan yang kemudian membuat kawanan harimau keluar dari sarangnya," terang dia.

Di wilayah Sinepis sendiri, kata Syamsidar, belum terdeteksi secara pasti jumlah harimau yang hidup.

"Belum di ketahui secara pasti berapa jumlah harimau yang ada di Sinepis. Untuk mendapatkannya dibutuhkan riset atau pemantauan yang pastinya akan memakan waktu lama," imbuhnya.