Hong Kong (ANTARA) - Badan legislatif China mengatakan pihaknya akan secepatnya melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar sebagai salah satu upaya negara itu mengatasi wabah virus corona (COVID-19) yang telah mengorbankan ribuan jiwa.
Pernyataan itu, yang disiarkan pada Senin oleh Kantor Berita Xinhua, diumumkan setelah pemerintah sempat menunda perdagangan dan konsumsi hewan liar pada Januari.
Baca juga: Khawatir karena virus corona, syuting "Mission Impossible: 7" juga ditunda
Para ilmuwan memprediksi, tetapi belum membuktikan, jenis baru virus corona itu ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit dari virus baru itu telah menewaskan setidaknya 2.700 orang di China. COVID-19 saat ini turut mewabah ke banyak negara dunia.
Beberapa kasus penularan awal ditemukan pada mereka yang sempat mendatangi pasar hewan hidup di Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. Di sana, kelelawar, ular, musang, dan hewan lain dalam keadaan hidup banyak dijual.
"Banyak orang khawatir konsumsi hewan liar dapat membahayakan kesehatan masyarakat, utamanya sejak mewabahnya penyakit dari jenis baru virus corona," kata juru bicara Komisi Legislatif China, Zhang Tiewei.
Zhang menjelaskan keputusan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar dalam keadaan hidup penting dan mendesak untuk dilakukan di tengah "momen kritis pengendalian serta pencegahan wabah".
Keputusan tersebut, yang dibuat oleh Kongres Rakyat Nasional China, menyebut "hukuman keras" akan dikenakan ke mereka yang mengonsumsi dan terlibat perdagangan hewan liar, termasuk di antaranya kegiatan berburu sampai distribusi hewan yang ditujukan untuk keperluan konsumsi.
Walaupun demikian, hewan liar dalam keadaan hidup masih dapat digunakan untuk keperluan non-konsumsi, misalnya untuk penelitian, kepentingan medis, dan pameran. Akan tetapi, penggunaan hewan liar tersebut perlu mendapat izin dan menjalani masa karantina dari otoritas setempat.
Sebelum keputusan itu diumumkan, banyak warga menjual secara legal keledai, anjing, rusa, buaya, dan hewan liar lainnya. Para pedagang itu sempat berencana akan kembali berdagang sesaat setelah pasar kembali dibuka.
Banyak akademisi, pegiat lingkungan, dan masyarakat China bergabung dengan kelompok konservasi internasional meminta adanya pelarangan secara tetap. Permintaan itu juga banyak disampaikan lewat forum diskusi di Internet.
Baca juga: Harga minyak anjlok karena kekhawatiran permintaan terkait penyebaran corona
Baca juga: Dalam hitungan jam, kasus Corona di Korsel naik dua kali lipat
Sumber: Reuters
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Berita Lainnya
Strategi Cinta Laura tingkatkan partisipasi warga dalam upaya konservasi air
27 April 2024 10:09 WIB
Menilik manfaat subsidi gas industri guna wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
27 April 2024 10:03 WIB
China dan Bangladesh dikabarkan akan gelar pelatihan militer bersama
27 April 2024 9:56 WIB
Kemen ESDM sebut World Water Forum bisa buka jalan untuk dapatkan listrik murah
27 April 2024 9:46 WIB
Bank Tanah dan Polri resmi teken MoU sinergitas pelaksanaan tugas dan fungsi
27 April 2024 9:43 WIB
Mitsubishi Electric Indonesia lakukan inovasi dan solusi untuk lingkungan hijau
26 April 2024 17:02 WIB
Relawan: Partai Keadilan Sejahtera akan ikuti jejak PKB dan NasDem masuk koalisi
26 April 2024 16:29 WIB
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional di Indonesia untuk perkuat bisnis penerbangan
26 April 2024 16:10 WIB