Pekanbaru, 16/1 (ANTARA) - Pabrik kayu lapis (plywood) memanfaatkan bahan baku limbah pohon kelapa sawit yang memasuki masa replanting pertama di Indonesia bakal dibangun di Kabupaten Aceh Timur, NAD.
"Tahun ini rencananya di Aceh Timur dibangun pabrik plywood menggunakan batang kelapa sawit yang sudah tidak berproduksi buah lagi," kata Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Riau, Edro Siswoko, di Pekanbaru, Ahad.
Pernyataan itu disampaikan Endro, terkait dengan realisasi dari kerja sama APHI Riau dengan PT Perkebunan Nusantara V dalam mengembangkan industri yang memanfaatkan limbah menjadi barang jadi di sektor perkebunan itu.
Menurutnya, pabrik plywood sawit di Aceh itu dibangun di areal perkebunan kelapa sawit milik PTPN I dengan mengandeng PT Inhutani IV menyusul keluarnya izin dari Kementerian Negara BUMN.
Pabrik itu nantinya memiliki kapasitas produksi sebesar 27.500 ton meter kubik per tahun dengan bahan baku yang berasal 600 hektare hingga 700 hektare areal perkebunan kelapa sawit yang telah memasuki masa peremajaan.
Pemanfaatan pohon sawit itu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan industri plywood terhadap pemakaian bahan baku dari hutan kayu alam yang jumlahnya semakin berkurang di tengah meningkatnya kebutuhan kayu lapis.
"Uji teknologi telah dilakukan. Jika konsumen tidak suka dekoratif, maka hanya bagian muka dan belakang bisa menggunakan kayu dan itu bisa menghemat 80 persen pemakaian kayu alam," jelasnya.
Pabrik itu nantinya juga bakal menjadi contoh bagi pengembangan industri kayu lapis sawit, mengingat besarnya potensi yang dimiliki Indonesia sebagai penghasil ekspor minyak sawit mentah (CPO) dunia.
"Nantinya kita harapkan penebangan kayu alam semakin berkurang, kemudian harga kayu lapis lebih murah dan mengurangi dampak perubahan iklim. Sebab, limbah batang sawit menghasilkan Co2," kata Endro.
Berdasarkan catatan APHI Riau, produksi plywood nasional dewasa in mencapai 2 juta meter kubik per tahun, dan insdustri plywood merupakan adalah produk kehutanan yang paling boros menggunakan bahan baku kayu dengan rendimen mencapai 50 persen.
Sedangkan kayu limbah sawit di Indonesia dewasa ini mencapai 200 meter kubik per hektare yang mampu menghasilkan rendimen sekitar 25 persen, atau 1 hektare kebun kelapa sawit dapat menghasilkan 50 meter kubik plywood.
Dengan demikian, untuk menutupi kebutuhan plywood nasional 2 juta meter kubik per tahun dari tebangan hutan seluas 80 ribu hektare, maka dibutuhkan areal replanting kelapa sawit sekitar 400.000 hektare.