Pekanbaru (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional menyatakan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang membara di Provinsi Sumatera Selatan menimbulkan asap yang mencemari udara di Provinsi Riau.
“Iya betul, itu berdasarkan data trayektori asap dari BMKG pukul 10.00 WIB,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Prof. Agus Wibowo ketika dikonfirmasi tentang asap kiriman dari Sumsel, di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan hingga laporan terakhir pada Jumat pukul 11.00 WIB untuk wilayah Sumatera, karhutla yang menimbulkan asap atau jerebu pekat di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel, sampai saat ini belum padam.
Ia mengatakan upaya pemadaman dari udara melalui helikopter yang menjatuhkan bom air masih terus dilakukan. "Mohon doa rekan-rekan semua agar semua petugas dalam kondisi sehat,” katanya.
Berdasarkan data BNPB, jerebu karhutla dari Sumsel terbawa angin dari arah tenggara dan selatan ke provinsi tetangga di bagian utara. Asap mencapai sebagian Jambi dan Riau. Untuk di Riau, jerebu menyelimuti udara di Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, dan juga Kota Pekanbaru.
Berdasarkan pantuan ANTARA di Pekanbaru pada Jumat siang kondisi cuaca terlihat mendung dan asap tidak terlalu terasa. Sebabnya, pada pagi hari hujan cukup deras mengguyur sejumlah daerah di Ibukota Provinsi Riau itu.
Data BMKG terkait kualitas udara pada pukul 12.00 WIB juga menunjukkan udara berstatus sehat.
Sementara itu, Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan asap kiriman tidak hanya dari Sumsel, melainkan juga dari Jambi.
“Karena ada juga kebakaran di daerah Jambi yang berbatasan dengan Riau,” ujarnya.
Ia mengatakan Satgas Karhutla Riau kini bersiap-siap untuk menghadapi asap yang masuk dari Jambi dan Riau. Ia berharap kondisi tidak semakin parah, karena akan memperburuk polusi udara.
“Di sini kita terus melakukan pemadaman, tapi kalau di daerah hulunya sana tidak padam juga, ya, sama saja. Daerah hulunya, ya, di Sumsel,” kata Edwar.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, hasil pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB menunjukkan terdapat 57 titik panas yang jadi indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera. Lokasi titik panas paling banyak di Sumsel dengan 43 titik, sedangkan di Riau hanya sembilan titik.
“Kalau kebakaran terjadi di sini (Riau), Satgas terus berupaya memadamkannya, tapi kalau asap yang terbawa angin bagaimana kita menahannya?” kata Edwar Sanger.
Baca juga: Polres Pelalawan hadiahkan Rp5 juta bagi penangkap pembakar lahan
Baca juga: WWF sebut tersangka Bathin Hitam "pemain lama" perambahan Tesso Nilo, begini penjelasannya
Berita Lainnya
Kebakaran hutan hebat di California paksa 14.000 warga untuk mengungsi
08 November 2024 16:16 WIB
Pemerintah pastikan pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama wilayah prioritas
24 October 2024 17:01 WIB
Pemkab Siak gelar apel kesiapsiagaan antisipasi bencana alam banjir dan karhutla
17 October 2024 17:24 WIB
Presiden Peru nyatakan status darurat akibat kebakaran hutan yang mematikan
19 September 2024 14:56 WIB
BPBD Riau luncurkan desa tangguh bencana atasi karhutla
12 September 2024 4:46 WIB
Gelombang panas picu kebakaran hutan, evakuasi massal di Amerika Serikat barat daya
10 September 2024 12:25 WIB
BPBD pastikan kebakaran hutan di Gunung Tangkuban Perahu sudah padam
06 September 2024 12:21 WIB
13 helikopter dan pesawat antisipasi karhutla di Riau
06 September 2024 8:51 WIB