Praktisi: Gangguan Sistem Garuda Miliki Kaitan IPO

id praktisi gangguan, sistem garuda, miliki kaitan ipo

Pekanbaru, 24/11 (ANTARA) - Praktisi bisnis penerbangan berpendapat, gangguan sistem operasi Garuda Indonesia yang terjadi beberapa hari terakhir memiliki kaitan dengan penawaran saham perdana maskapai plat merah itu ke publik.

"Jika dikaitkan dengan rencana pelepasan saham perdana Garuda ke publik melalui IPO, maka kondisi yang dialami saat ini memungkinkan memiliki kaitan," kata Direktur Utama PT V12FLY, Andi BM Arief, di Pekanbaru, Rabu.

Menurutnya, saat manajemen melakukan berbagai persiapan IPO yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada kuartal pertama tahun 2011 sebesar 30 persen dari total saham Garuda, namun masalah sistem operasi justeru muncul.

Garuda menyatakan, tengah menerapkan sistem teknologi baru yang disebut sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS) yang mengintegrasikan pergerakan pesawat, awak kabin, dan penjadwalan.

Sistem baru untuk mengatur kegiatan penerbangan dengan melibatkan 81 pesawat, 580 penerbang, 2.000 awak kabin serta frekuensi penerbangan mencapai 2.000 setiap pekan itu dilakukan sebagai bentuk efisiensi.

Dengan munculnya kerusakan sistem baru itu yang berujung pada pembatalan rute penerbangan, maka telah memberikan citra negatif bagi maskapai "plat merah" itu di mata publik.

Walhasil yang muncul di kalangan pebisnis dalam dan luar negeri adalah rasa tidak percaya, sehingga mereka yang tadinya berminat terhadap saham Garuda yang akan ditawarkan akan berbalik menunda pembelian.

Atau bisa juga kondisi kerusakan sistem operasi itu "sengaja" diciptakan, agar nilai saham nantinya ditawarkan ke publik jatuh sehingga suntikan modal melalui IPO yang diharapkan berkisar 300 juta dolar-400 juta dolar AS tidak tercapai.

"Semua kemungkinan bisa terjadi, namun timbul kesan negatif karena Garuda tidak bisa menyelesaikan masalah kecil itu dan bagaimana dengan masalah lain jika timbul nanti. Tapi saya tidak tahu siapa yang diuntungkan dari kejadian ini," ujar Andi.

Dirut Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, sebelumnya memperkirakan kerusakan sistim teknologi informasi IOCS masih terus berlanjut dalam satu atau dua hari karena sistem baru itu berada dalam kondisi 80 persen normal.

Akibatnya pada Selasa, (22/11), sedikitnya 13 penerbangan domestik Garuda untuk enam kota tujuan dibatalkan yakni Kuala Lumpur satu kali, Medan dua kali, Palembang empat kali, Semarang tiga kali, Ujung Pandang satu kali dan Surabaya dua kali.