Pekanbaru, (Antarariau.com) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mengadopsi tiga bayi beruang madu liar yang telantar karena terpisah dari induknya.
Dokter Hewan BBKSDA Ria, Rini Deswita di Pekanbaru, Kamis mengatakan layanan adopsi itu dibuka karena lembaga di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu kesulitan dana untuk memelihara tiga bayi beruang tersebut.
"Tapi adopsinya bukan dengan mambawa fisiknya ke rumah, melainkan membantu biaya makan, tapi beruangnya tetap dipelihara di sini," kata Rini Deswita.
Berdasarkan pantuan Antara, tiga ekor bayi beruang itu kini ditempatkan di kandang terpisah di klinik transit BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru. Ketiganya dalam kondisi sehat, aktif dan akrab dengan manusia.
Tim medis BBKSDA Riau memberi mereka makan susu bayi lewat botol dan buah-buahan. Siapa yang ingin mengadopsi bisa membantu biaya makan, maupun membawa susu untuk bayi beruang tersebut.
Klinik transit BBKSDA Riau kini juga tidak hanya memelihara tiga bayi beruang tersebut. Ada banyak hewan dilindungi yang berada di sana, seperti beruang madu dewasa, kura-kura, macan dahan, serta puluhan burung kakatua jambul kuning dan kakatua raja.
"Dalam tiga bulan terakhir sejak Agustus, kami menerima bayi beruang madu. Jadi setiap bulan ada satu ekor yang dikirim ke sini," katanya.
Petugas sudah memberi nama bagi setiap bayi beruang yang masing-masing diperkirakan berusia dua hingga tiga bulan itu. Rini menjelaskan, bayi beruang pertama datang pada bulan Agustus dari Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, dan diberi nama Marsha. Beruang betina yang diperkirakan berusia tiga bulan itu terpisah dari induknya dan diserahkan oleh warga ke BBKSDA Riau.
Dua beruang lainnya berasal dari hutan tanaman industri PT Arara Abadi di Kabupaten Siak dan Pelalawan. Satu ekor yang diterima pada bulan September diberi nama Madu dan berkelamin jantan.
"Ketika tiba, Madu kondisi badannya lemah dan sempat dirawat karena tidak mau makan," katanya.
Sedangkan, bayi beruang yang terakhir datang pada bulan Oktober diberi nama Cemong dan diperkirakan baru dua bulan. Bayi beruang itu juga terlihat belum terbiasa minum susu dari botol.
"Bayi beruang ini minum susu dari botol hingga usia 15 sampai 18 bulan. Untuk selanjutnya akan dilepasliarkan ketika usia dua tahun, karena pada umur itu mereka bisa mandiri," katanya.
Berita Lainnya
Begini cara BBKSDA Riau buka diri untuk edukasi siswa tentang konservasi satwa
19 February 2020 13:49 WIB
Telkomsel percepat adopsi layanan berbasis digital di Riau
28 September 2021 13:52 WIB
Transaksi Perbankan Berhadiah di Racing Weekend Banking, Telkomsel Dorong Adopsi Layanan Mobile Banking
04 April 2018 11:40 WIB
Bayi tiga bulan tewas saat kebakaran di Kebayoran Lama Jaksel
26 February 2022 6:00 WIB
Ditengah pandemi COVID-19, bayi kembar tiga lahir di Aceh Timur
19 December 2020 15:46 WIB
Wah, Riau tambah 50 kasus COVID-19, tiga di antaranya bayi
03 August 2020 19:22 WIB
Bayi kembar tiga di Meksiko terkonfirmasi positif COVID-19, namun orang tuanya negatif
25 June 2020 11:07 WIB
Sering menangis, ayah tiri di Pekanbaru bunuh bayi tiga tahun
29 March 2020 20:56 WIB