PTPN V Konsisten Terapkan Transparansi dan Akuntabilitas

id ptpn v, konsisten terapkan, transparansi dan akuntabilitas

PTPN V Konsisten Terapkan Transparansi dan Akuntabilitas

Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Perkebunan Nusantara V terus berupaya meningkatkan tata kelola peruahaan (Good Corporate Governance) guna menunjang kinerja perusahaan untuk bersaing diskala nasional maupun global.

"Konsep penerapan GCG yang baik dan berkelanjutan dalam PTPN V telah menciptakan perusahaan yang transparan, akuntabel, serta terpercaya melalui manajemen bisnis yang baik pula," kata Humas PTPN V Riski Atriansyah kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi PTPN V untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional.

Pengelolaan perusahaan secara akuntabel dan transparan perusahaan yang begerak di bidang perkebunan sawit dan karet itu terus menunjukkan tren positif setiap tahunnya.

Ia mengatakan, berdasarkan penilaian yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Riau Agustus ini, PTPN V mencatat poin 93,34 untuk penerapan GCG pada 2017 lalu.

Riski menjelaskan untuk memperoleh angka tersebut, terdapat lebih dari 572 indikator yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang terus tumbuh positif itu.

"Indikator meliputi seluruh aspek, parameter dan indikator yang harus dipenuhi sebagai perusahaan BUMN," jelasnya.

Lebih jauh, ia mengatakan jika PTPN V mulai menerapkan GCG sebagai acuan perusahaan profesional sejak 2011 silam atau pasca terbitnya Permen 01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN.

Sepanjang tahun pula, ia menuturkan jika poin GCG yang diperoleh PTPN V terus meningkat dari awalnya 85,18 hingga mencapai angka penilaian tertinggi 93,34 pada 2017 lalu.

Sementara itu, perolehan angka GCG yang baik juga selaras dengan peningkatan kinerja perusahaan. Manajemen PTPN V baru-baru menyatakan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,12 triliun sepanjang 2017 lalu, atau meningkat hampir 30 persen dibanding pendapatan pada 2016 yang tercatat sebesar Rp872,3 miliar.

"Dari pendapatan Rp1,12 triliun, perusahaan mampu meraih laba sebesar Rp493,6 miliar," urai Riski.

Peningkatan pendapatan dan laba yang telah diaudit oleh lembaga auditor terpercaya tersebut mayoritas ditopang dari sektor hulu dan hilir perkebunan sawit.

Sepanjang 2017 lalu, ia mengatakan produksi tandan buah segar (TBS) sawit mencapai lebih dari 1,18 juga ton atau meningkat 4,14 persen diatas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Seluruh produktvitas TBS tersebut diperkuat dengan keberadaan 12 unit pabrik kelapa sawit (PKS) serta satu PKS yang khusus mengolah inti sawit. Seluruh PKS tersebut juga telah diakui dengan mengantongi sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).