Masuki Ramadan, "Gas Melon" Di Pekanbaru Jadi Barang Langka

id masuki ramadan, gas melon, di pekanbaru, jadi barang langka

Masuki Ramadan, "Gas Melon" Di Pekanbaru Jadi Barang Langka

Pekanbaru (Antarariau.com) - Gas elpiji subsidi tiga kilogram atau biasa disebut gas "melon" mengalami kelangkaan pada sejumlah pangkalan di wilayah Pekanbaru, Provinsi Riau saat beberapa hari Ramadan.

"Tadi pagi, saya terpaksa keliling ke pangkalan elpiji di Panam ini. Tapi, tak satu pangkalan jual gas melon," terang Rika Indah (31), ibu rumah tangga di kawasan Panam, Pekanbaru, Rabu.

Sedikitnya, jelas dia, terdapat tiga pangkalan gas elpiji subsidi dirinya datangi di kawasan Panam, tapi persediaan di tempat tersebut mengalami kekosongan dalam beberapa hari terakhir.

Akhirnya ibu dari dua anak yang masih balita ini mencari gas melon yang disubsidi oleh pemerintah ke warung pengecer, namun tidak dirinya temukan juga.

"Bila di pangkalan kita bisa beli sesuai harga eceran tertinggi yakni Rp18.000 per tabung. Tapi kalau di warung, bisa lebih seperti Rp23.000 per tabung," katanya.

Ia mengaku kecewa, sebab beredar kabar bahwa PT Pertamina (Persero) akan melakukan konversi gas elpiji subsidi tiga kilogram dengan tabung 5,5 kilogram.

"Orang pangkalan tadi sempat berucap, kalau gas 5,5 kilogram dan tabung seharga Rp330.000. Tapi bila gas elpiji aja Rp67.000 per tabung," terang Rika.

Intan (25), warga lain di Pekanbaru yang berprofesi pedangang sarapan mengatakan, cukup kesulitan mendapatkan gas melon di warung pengecer dalam beberapa bulan terakhir.

"Bila pun ada, maka harganya tinggi. Bisa sampai Rp25.000 per tabung. Kata yang jual waktu itu, karena mau Ramadan," tuturnya.

Ucok (45), pemilik pangkalan elpiji tiga kilogram di kawasan Panam mengaku, pihaknya mendapat pembatasan pasokan dari tingkat agen sejak sebulan sebelum Ramadan tahun ini.

"Kabar yang beredar, memang nanti kami akan jual gas tabung 5,5 kilogram yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Tapi waktunya, belum tahu kapan," ujarnya.