Penutupan Semburan Gas Kalila Molor Dari Jadwal

id penutupan semburan, gas kalila, molor dari jadwal

Pekanbaru, 23/3 (ANTARA) - Penutupan semburan gas PT Kalila yang terjadi akibat eksploitasi gas bumi di sumur Pegan I, Kecamatan Langgam sejak Minggu (14/3) dipastikan molor dari jadwal yang ditentukan yakni 26 Maret mendatang. Operation Area Manager PT Kalila Energi Ltd, Agustinus Parinding, Selasa di Pekanbaru mengatakan keterlambatan ini disebabkan transportasi untuk mengangkut alat Blow Out Preventer yang mempunyai bobot 20 ton. "Blow Out Preventer" berfungsi untuk menutup lubang bor ketika semburan gas terjadi. "Alat tersebut didatangkan dari Dubai dan Amerika dan dikumpulkan di Singapura. Rencananya hari ini dibawa ke Riau dengan pesawat Antonov yang merupakan pesawat kargo. Namun ternyata tidak muat, maka harus dicari pesawat lain," jelasnya. Dikatakannya, pihak manajemen PT Kalila awalnya ingin menunggu pesawat Antonov lain. Tapi, dikarenakan semburan gas terus berlangsung, pihaknya memilih alternatif lain dengan menggunakan pesawat Hercules. "Malah sebelumnya manajemen menginginkan agar alat tersebut dibawa melalui laut dengan menyewa Landing Craft Tank (LCT). Tapi setelah di kaji ulang dan mengingat kondisi perairan yang tak bisa dipastikan, maka manajemen memilih untuk menggunakan Hercules," tambahnya. Untuk tim penanganan, pihaknya juga sudah menurunkan empat tim ahli yang berasal dari Amerika, yang bertugas mengevaluasi di lapangan dan melakukan berbagai persiapan. "Persiapan demi persiapan dilakukan dengan sedetail mungkin. Bahkan dihitung detik perdetik. Kita juga telah melakukan simulasi-simulasi untuk menghindari kesalahan pada saat penanganan semburan," katanya lagi. Ditambahkannya lagi, saat ini kawasan tersebut disterilkan untuk menghindari terjadinya percikan api. Dan dilakukan penyiraman air terus menerus yang dipompakan dari Sungai Kampar yang berjarak 2,5 kilometer. "Kondisinya saat ini aman. Cuma masih ada yang ditakutkan, yakni adanya kebocoran lagi," ugkapnya. Lokasi insiden merupakan sumur tua yang lama ditinggalkan dan awalnya direncanakan untuk pengeboran minyak. Belakangan diketahui terdapat kandungan gas yang diperkirakan bisa mencapai 10 MMSCFD (Million Metric Standard Cubic Feet per Day), sehingga perusahaan memutuskan untuk mengeksploitasinya.